Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Salahkah Jika Merindu Yogyakarta?

Gambar
Salahkah Jika Merindu Yogyakarta? Oleh: M. Akmal Maula      Yogyakarta menyimpan kenangan bagi siapa saja yang pernah mengunjunginya. Tidak salah banyak traveler yang rindu dengan suasana kota ini. Usai kesibukan ujian akhir tahun, saya dan beberapa teman saya memutuskan berlibur ke Yogyakarta. Ini merupakan kunjungan saya ke kota ini untuk yang pertama kali. Berawal dengan membooking tiket Kereta Api dari Stasiun Pasar Senen dengan Stasiun Tujuan Lempuyangan, Yogyakarta. Trip kami pun dimulai. Perjalanan kali ini memakan waktu selama 8 jam 39 menit. Beberapa teman saya sudah berangkat ke Yogyakarta sehari sebelum saya berangkat ke Yogyakarta. Saya bersama seorang teman saya berangkat ke Yogyakarta pada malam hari pukul 21.15 dan tibanya pukul 05.17 WIB. Perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen cukuplah mudah, karena saya menggunakan MRT Jakarta, yang selain mengurangi kemacetan, tidak membutuhkan waktu lama dan cukup nyaman.      Setibanya di Stasiun Lempuyangan, saya dijempu

Pelangi 🌈

Gambar
Jangan lupa komen di bawah yaaa! Fotografer: Silvia

Hidup Merangkum Sunyi

Hidup Merangkum Sunyi Dalam kesendirian, kuterpaku dalam lamunan Kukenang kembali hari-hari yang pernah terjalin manis terasa indah namun juga menyakitkan. Bila malam berselimut sendu, Ingin kuraih segala harapan Dan sejuta rindu Yang membelenggu dipekatnya malam Namun, semua seakan hanya fatamorgana Yang semakin menyiksa dan menyakitkan. Kini diriku tinggal sendiri Merenda sunyi, menyulam luka tanpa hamparan asa, Semua hanya angan-angan semu semata, Kebahagiaan hanya impian yang kutemui Dalam tidurku yang sesat. Tapi, biarlah sunyi menemani langkahku Disetiap jalan yang pernah aku lewati Dan biarlah di sudut-sudut itu tetap sepi Karena hidupku hanya untuk merangkum sunyi yang sendu. Kala purnama memancarkan cahayanya Disekelilingku seakan menggelinding sepinya malam. Hanya dedaunan Yang menggeliat manja Diterpa angin. Saat itulah kurasakan sepi Yang semakin mencekam! Sedang purnama ditemani bintang disekelilingnya.  Tapi mengapa aku hanya berteman sepi?

Fotografi

Gambar
Udh ngopi belum gais? -Kafein  

PRESS RELEASE

Dalam Rangka memeriahkan Harlah CSSMoRA ke-13, Organisasi PBSB Gelar Obrolan Aktivasi Santri sebagai Ajang Kontribusi untuk Negeri   Jumat (11/12), Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA) menggelar acara Obrolan Aktivasi Santri dalam rangka memeriahkan hari lahir CSSMoRA ke-13. Acara ini bertajuk Aktivasi Santri: Aktivasi Santri Nusantara, makin Reaktif, makin Kreatif yang berlangsung secara virtual melalui zoom meeting . Adapaun peserta dari acara ini merupakan bagian dari alumni CSSMoRA, anggota aktif CSSMoRA dan juga dihadiri oleh khalayak umum. Organisasi dari Penerima Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) tersebut mempunyai rangkaian acara obrolan aktivasi santri, yakni pada tanggal 6 dengan tema Kesehatan dinarasumberi oleh Rinaldi Nur Ibrahim, pada tanggal 8 dengan tema Jurnalistik dinarasumberi oleh Hamdi Putra Ahmad, pada tanggal 10 dengan tema Sosial dan Lingkungan dinarasumberi oleh Acep Jaelani dan pada tanggal 11 dengan tema Keagamaan s

UNTUK IA YANG PERNAH PERGI

  UNTUK IA YANG PERNAH PERGI Oleh: Ry   Aku yang merawat kakimu tapi dia yang kau ajak lari Badaimu tak akan menyeretku Dan jangkaku tak akan melabuhkanmu Kini kita bersilang jalan bukan untuk bertemu   Bukannya aku tak mampu membantu Tapi sudah bukan peranku Kelak waktu yang jadi saksi bisu Badaimu pasti berlalu walau tanpaku   Kau dan aku tak bisa bersama Bagai gelap dan terang yang tidak bisa bersatu Senyumku melepaskan kau pergi Biarkan aku terbang bebas mencari cinta sejati

ZUL

 ZUL Gelap masih mengekang penjara suci dengan hembusan angin malam. Keadaan tersebut sangat tepat bagi insan untuk tetap terpejam dan mendengkur. Tapi tidak bagi anak lelaki yang sudah 18 tahun menetap di penjara suci. Baginya waktu seperti ini adalah waktuyang tepat untuk bertemu dengan Sang Tuhan, ia tau tak mungkin akan bertatap muka langsung. Tetapi dengan keyakinan penuh ia percaya bahwa hati bisa menjadi media untuk bertemu. Zul namanya, shalat tahajud yang rutin ia kerjakan dan tak pernah terlewat sedikitpun sedang ia lakukan. Untuk kali ini dalam seumur hidupnya Zul menangis dalam keheningan malam. Zul berdoa kepada sang pencipta, bisakah untuk kali ini saja sang pencipta menunjukkan siapa orangtua nya? bisakah kali ini saja sang pencipta memberi ia waktu untuk merasakan kasih sayang orantuanya? jika bisa lewat mimpi pun tak apa. Tapi Zul percaya itu semua tidak mungkin, maka dari itu Zul hanya bisa berdoa untuk nanti di surga bisa bertemu. Setelah selesai melaksanakan shala

Resensi Kitab

  Kitab ini kadang disebut “Safinatu An-Najah” atau “ Matan Safinatu An-Najah ”. Nama lengkapnya ( سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه ). Seakan-akan dengan judul ini, pengarangnya berharap ilmu yang ditulisnya dalam kitab ini ketika diamalkan bisa menjadi perahu yang menyelamatkan pengamalnya menghadapi dahsyatnya fitnah dunia yang begitu menggoda. Penulisnya bernama Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Sumair Al-Hadhromi atau disebut singkat Salim Al-Hadhromi. Beliau seorang qodhi/hakim serta ulama’ ahli fiqih bermadzhab Asy-Syafi’i. Beliau lahir di kampung Dzi Ashbah, daerah Hadhromaut dan tumbuh besar di sana. Kitab “ Safinatu An-Najah ” adalah kitab fikih bermazhab Asy-Syafi’i. Bentuknya mukhtashor (ringkas) sehingga di dalamnya tidak akan ditemukan hadis-hadis ata uayat-ayat. Karena itu, kitab ini sangat cocok dan bermanfaat bagi pemula apalagi kitab ini ditulis dengan bahasa yang sangat mudah dan sangat ringkas. Dengan Bahasa yang sederhana dan ringkas kitab ini menjadi d

Matahari Masih Menyengat

 Matahari Masih Menyengat Kakinya terayun-ayun di atas kursi yang bergoyang Di bagian saraf-saraf otaknya impuls berjalan lamban Aku tebak tak lama lagi dia akan pingsan Sambil meneguk secangkir hidup yang pelik Kehidupan tak ada bedanya Seperti seduhan kopi di siang bolong Ketika matahari sibuk menyengat manusia-manusia sukses Hanya bagaimana jiwa menanggapi rasa yang menempel Maka jangan menjadi hidup yang pelik Teguk saja kopimu senyaman mungkin Hidup bukan kebodohan belaka Tuhan tak pernah sekalipun mengedipkan mata -Ms

Kepada Ahlam

  Kepada Ahlam Hari ini aku sangat lelah. Semua terjadi begitu saja. Entahlah, aku hanya berharap dunia memperlakukanku layaknya pemeran utama hari ini. Tetapi ternyata aku tidak mampu melewatinya. Hari ini dunia memberitahuku satu hal bahwa segala sesuatu yang dipaksakan tidak akan pernah baik. Ahlam, kenapa dunia tidak membiarkanku bahagia hari ini? Aku sangat menunggu hari ini tiba, tetapi sepertinya ini memang bukan hariku.   Ahlam, mungkinkah dunia sudah mencoba membisikkanku dengan pelan tetapi karena aku mengabaikannya ia kesal hingga hari ini ia umumkan kebodohanku pada semua orang? Pasti begitukan, ya pasti begitu. Sayangnya kamu tidak bisa protes kepadaku saat ini, karena kamu tidak di sini. Mengingat kamu yang tidak di sini membuatku menghela napas. Mungkin ini sudah hari ke-167 di mana aku tidak bisa menatap mata indah mu. Miris sekali, disaat seperti ini kamu lagi lagi membuatku sangat membutuhkan mata itu, mata yang akan sangat jujur berkata bahwa aku mampu melewa