Salahkah Jika Merindu Yogyakarta?


Salahkah Jika Merindu Yogyakarta?

Oleh: M. Akmal Maula

    Yogyakarta menyimpan kenangan bagi siapa saja yang pernah mengunjunginya. Tidak salah banyak traveler yang rindu dengan suasana kota ini. Usai kesibukan ujian akhir tahun, saya dan beberapa teman saya memutuskan berlibur ke Yogyakarta. Ini merupakan kunjungan saya ke kota ini untuk yang pertama kali. Berawal dengan membooking tiket Kereta Api dari Stasiun Pasar Senen dengan Stasiun Tujuan Lempuyangan, Yogyakarta. Trip kami pun dimulai. Perjalanan kali ini memakan waktu selama 8 jam 39 menit. Beberapa teman saya sudah berangkat ke Yogyakarta sehari sebelum saya berangkat ke Yogyakarta. Saya bersama seorang teman saya berangkat ke Yogyakarta pada malam hari pukul 21.15 dan tibanya pukul 05.17 WIB. Perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen cukuplah mudah, karena saya menggunakan MRT Jakarta, yang selain mengurangi kemacetan, tidak membutuhkan waktu lama dan cukup nyaman.
    Setibanya di Stasiun Lempuyangan, saya dijemput oleh temannya teman saya yang berkuliah di Universitas Gajah Mada dengan menggunakan mobil. Saya berkenalan dengannya 3 hari sebelum saya pergi ke Yogyakarta. Saya sangat berterima kasih padanya karena diajak menginap di kosannya. Ketika saya melihat Kota Yogyakarta untuk pertama kalinya, kesan yang saya dapat berupa kotanya tertata dengan rapi, udaranya dingin, terdapat banyak pohon, suasananya nyaman dan penduduknya pun tertib. Sebelum ke Yogyakarta, saya sudah menyiapkan dengan matang beberapa list tempat wisata yang patut dikunjungi sewaktu di Yogyakarta. Saya bertanya banyak tentang wisata Yogya dengan teman teman, mengstalking akun wisata Yogyakarta di Instagram, serta tempat wisata reccomended dari Google.
Hal yang membuat saya takjub untuk pertama kali yaitu kulinernya yang lezat nan murah, saya yakin pasti semua orang menginginkan hal ini. Seperti soto daging dengan nasi dibanderol dengan harga Rp 11.000 dan Es Teh hanya Rp 3.000 murah sekali bukan? Kata orang, wisata ke Yogyakarta belum sah jika belum datang ke Malioboro, dan itu ternyata benar. Malioboro ini ternyata berasal dari nama salah satu jalan di Yogyakarta yang sisi kiri dan kanan jalan dihiasi dengan pedagang yang menjual berbagai benda dan kuliner. Sepertinya Pemprov Yogyakarta cukup memberikan perhatian ke kawasan ini. Jalan sepanjang kira-kira 3 km ini juga dilengkapi dengan tempat duduk disepanjang jalan, ini sangat membantu para wisatawan untuk beristirahat sejenak di saat kelelahan.
    Malioboro selalu dipadati oleh wisatawan baik lokal maupun internasional. Lebih padatnya lagi disaat malam hari, banyak pertunjukan musik dan budaya diadakan di spot tertentu di jalan ini, penonton pun secara terhipnotis mengeluarkan smartphonenya untuk merekam moment ini atau menguploadnya ke story. Di penghujung jalan Malioboro terdapat Titik 0 km Yogyakarta. Yang membuat terkenalnya tempat ini karena sangat ramai dan terdapat 1 tiang yang menggambarkan arah arah tempat. Banyak muda mudi yang rela mengantri rapi di tiang ini untuk sekedar foto atau boomerang, tiang pengarah ini memang menjadi daya tarik sendiri bagi orang yang melintasinya. Malioboro juga bisa dijadikan pasar untuk membeli buah tangan untuk orang tersayang, banyak pernak pernik dan tas rotan mini buatan lokal yang cocok dijadikan oleh oleh. Selain itu juga ada Bakpia dengan berbagai macam rasa dan bisa dicicipi langsung. Untuk harganya pun bisa dinego sesuai keinginan.
    Wisata selanjutnya yang saya kunjungi yaitu Candi Prambanan. Untuk menuju Candi ini saya cukup mengeluarkan biaya Rp3.500,00 dengan menggunakan Bus Transjogja. Kota Yogyakarta juga memanjakan para wisatawan dengan Bus Transjogja yang terhubung seantero wilayah Yogykarta, ini sangat memudahkan wisatawan mengeksplor banyak tempat wisata di sini. Banyak saya melihat turis asing menggunakan bus ini. Selain nyaman dan aman, bus ini juga dilengkapi AC yang cukup adem. Tiket masuk Candi ini Rp 40.000. Saat siang hari, kondisi di sini lumayan terik dan panas. Tak heran banyak pedagang yang menjual payung untuk memblokade paparan sinar matahari. Sebaiknya sebelum berwisata ke Candi ini bisa menyiapkan beberapa hal kecil seperti membawa tumblr air mineral, memakai topi, baju yang berwarna cerah dan berbahan tipis, dan juga smartphone yang tercharge full untuk foto foto pastinya
    Candi Prambanan yang dulunya saya hanya melihat di buku sejarah saat sekolah dasar kini saya melihat langsung. nothing is impossible itu nyata adanya. Komplek Candi sangatlah luas. Eits, tapi jangan khawatir, banyak transportasi mini dalam komplek Candi yang mendukung wisatawan untuk mengelilingi luasnya komplek. Banyak spot yang instagramable di sini. Sepertinya Candi ini tidak pernah sepi pengunjung, semakin sore akan semakin banyak pengunjung yang datang untuk menikmati sunset di sini dan kata orang sangatlah indah.
    Wisata Tebing Breksi juga dekat dengan Candi ini, kemarin saya berencana untuk mengunjungi Tebing ini, namun karena sudah kesorean dan saat saya check di Google sudah tutup, maka saya dan teman mengurungi niat saya untuk mengunjungi tebing ini dan memutuskan untuk pulang. Saya juga tidak lupa mengunjungi Alun Alun Selatan dan Utara. Di sini kita bisa mencicipi makan malam, karena memang di sini tersedia foodcourt versi pedagang kaki lima yang sangat nyaman dan enak. Cukup cocok untuk menghabiskan malam bersama keluarga atau hanya sekedar meet up dengan teman. Harganya juga sangat terjangkau. Selain itu, di sini juga tersedia rental mobil yang dihiasi lampu warna warni, yang mengendarainya mulai dari anak kecil hingga dewasa.
    Di pojok Lapangan Alun Alun Selatan, ada sekelompok masyarakat yang menyediakan Egrang dan beberapa mainan tradisional lainnya. Uniknya untuk bermain mainan tradisional di sini menggunakan istilah pay as you wish, kita cukup bayar seikhlasnya tanpa batasan nominal ke dalam kotak kecil yang tersedia. Esoknya, saya mencoba untuk menjelajahi Taman Pintar Yogyakarta, tiketnya seharga Rp 40.000. Banyak berisi tentang ilmu pengetahuan didalam Gedung Taman Pintar ini. Selain itu, terdapat juga Artjog, berisi tentang lukisan lukisan yang menggambarkan ilustrasi kehidupan manusia. Terlebih lagi akan sangat ramai jika malam hari tiba. Pengunjung di sini didominasi oleh pemuda pemudi yang suka hunting foto kekinian. Artjog sendiri tutup pada pukul 22.00 WIB.
   Dari awalnya saya memang berencana untuk Snorkling di Pantai Yogyakarta. Dengan bantuan Instagram, saya mencari akun akun wisata bahari dan snorkling di pantai pantai Yogyakarta. Saya menghubungi pengelola pantai H-1 sebelum berangkat untuk menanayakan cuaca yang bagus untuk snorkling. Saya mengajak teman saya untuk pergi ke Pantai Nglambor. Pantai ini yang menjadi pusat perhatian saya disini karena menyediakan Snorkling. Jarak pantai dari pusat kota bisa dikatakan lumayan jauh. Untuk mengehemat pengeluaran, saya dan teman teman memilih untuk rental mobil. Perjalanan ditempuh dalam 2 jam lebih dengan bantuan Google Maps. Untuk sampai di tempat tujuan, kita harus melewati banyak perbukitan dan hutan hutan. Ketika sampai di pantai, kami berjalan dari tempat parkir mobil ke pantai sekitar 600 meter, mobil tidak bisa memasuki area pantai karena jalan yang sempit.
    Pantai bagian selatan Jawa sangat indah, berpasir putih, berair biru muda, dan terumbu karang yang berwarna warni. Untuk snorkling disini perlu merogoh dompet Rp 50.000. Fasilitas yang didapat berupa alat snorkling, pemandu, foto dan teh pasca snorkling. Air pantainya sangat dingin, mungkin karena saat menjelang sore. Di bibir pantai, kita bisa mencicipi langsung rumput laut di celah celah bebatuan yang tumbuh. Ada banyak rumput laut yang tumbuh disini dan bisa dipetik langsung. Terumbu karang di sini masih sangat bagus dan terjaga. Setelah puas snorkling, saya berswafoto bersama teman teman saya dengan berbagai gaya dan angle yang berbeda. Hari itu sangat menyenanangkan.
    Yogyakarta cukup membuat saya merindu dengan suasananya, masih banyak tempat wisata yang belum saya kunjungi dan saya harus pulang karena ada acara untuk mahasiswa baru. Saya yakin suatu saat nanti akan kembalinke kota ini dan menjelajah lebih banyak tempat wisata. Saya merasa bersyukur dengan perkembangan teknologi membuat dampak positif bagi dunia pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi rakyat. Hadirnya internet di era sekarang juga sangat memudahkan para wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat wisata. Tempat wisata yang unik dan indah akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan apalagi anak muda millenial yang jiwanya suka berkelana. Membuat akun sosial media bagi tempat wisata sangat penting untuk membuat wisatawan lokal maupun asing tertarik untuk berkunjung. Yogyakarta begitu menyimpan kenangan bagi siapapun yang mengunjunginya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16