Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Sebuah Rindu

Saat malam aku menatap bintang  Saat pagi aku menyapa matahari Mengumpulkan energi positif Untuk menutupi rindu ini Kadang mata ini bosan Menetaskan butiran air mata rindu Tangan ini tak mampu untuk menyapa dunia Terlalu lama sejak pagi itu kau Mulai meninggalkan jejak kita Dan sekarang hanya menjadi aku Aku menunggumu.. Tahun ini tahun lalu hingga berganti tahun Datanglah wahai rinduku Tega kau menyisakan harapan tak pasti padaku Pintaku pada tuhan ku hanya ingin kau kembali Mari kita pertemukan rindu ini Meski kadang hanya sebatas mimpi dan harapan tak pasti. *acha

Sejenak

Rasanya aku ingin menarik nafas panjang sebentar. Untuk waktu berhentilah sebentar, aku sedang menikmati jeda. Untuk semua tugas, deadline, dan urusan diamlah dulu disana jangan kemari. Untuk keributan suara jeritan, orang bercakap senyaplah dulu. Untuk segala hal yang ada di gawai, notifikasi berbagai media sosial berhentilah bekerja.  Kembali aku berjalan sepi tak beralas kaki. Butiran-butiran pasir merasuk ke sela jari. Deburan ombak mengalun sendu, menemani aku yang terpaku. Menatap lautan dengan keperkasaanya. Ingin meminjam kekuatanya untuk menyapu semua hal yang memekakkan. Ibu, aku lelah. Mengapa serumit ini menjadi manusia? Harus mengerti orang lain. Harus selalu berbuat baik. Harus memenuhi tuntutan. Harus menghadapi rintangan ujian. Harus bertahan disemua celaan. Kenapa harus? Ibu sungguh, aku ingin pulang. Tapi bukan pulang untuk menjemput masalah lain, tolonglah. Aku hanya ingin berdiam diri. -Jellyfish-

Surat (-Fa-)

Pada hari dimana kita memutuskan untuk berpisah, aku sempat menatap punggungmu yang perlahan menjauh. Aku bahkan sempat berharap kau akan berbalik memelukku dan membatalkan perpisahan ini. Tahun-tahun telah berlalu dan kita kembali bertemu, saat itulah aku menyadari satu hal. Kita telah menjadi sepasang orang asing yang terlalu saling mengenal.  -Fa-

Panggil Dia Bella

Panggil dia Bella, 12 juli 1998. Entah lahir dimana tapi menetap di Jepara dan keluar mencari impian di Yogyakarta, dimana kota yang aku harap bisa melupakannya. Aku pernah merajut asa dengan gadis bersenyum manis itu, lentang suara yang anggun kerap kali aku dengar dikala terselip di perbincangan jarak jauh yang terkadang canggung. Dia yang aku temukan di aplikasi facebook waktu gerimis turun bersama Indra, kawan sekelasku kala itu. Aku masih ingat betul saat tawar menawar meminta nomer ponselnya yang akhirnya aku menangkan dengan meringkik. Seusai itu kita sering bertukar kabar lewat media sembari tertawa atas tingkah perbincangan kita. Sering di kala kita berbincang aku umpankan kepada teman di sebelahku. Percayalah aku sering kehabisan kata di kala itu. Hari berganti bulan dan kita semakin akrab di waktu itu. Dan di kemudian hari aku merasakan jatuh hati untuk pertama kali. Kelas IX SMP. Ya! aku masih ingat betul tubuh mungil kerdil benar-benar merasakan asmar

Monolog Penghujung Senja

Gambar
(Sebuah percakapan yang tak pernah sampai -Fa) Terimakasih untuk kesempatan berdiri disampingmu selama 4 tahun terakhir. Meski aku tak begitu setuju jika alasan kepergianmu adalah karenanya, yang sudah berulangkali kujelaskan dirinya sebagai sahabatku. Saat ini, aku tak akan lagi menahanmu, pergilah. Bukankah selama ini sejatinya kamu memang tidak pernah ada untukku.     -N- Memilikimu adalah anugrah bagiku. Bersamamu adalah sebuah kebahagiaan untukku. Tapi karena aku tahu jika kini bukan hanya aku -laki laki- yang ada dihatimu, maka aku memutuskan untuk pergi. Mengambil resiko terbesar dengan melukaimu dan membuatmu membenciku. Aku harap, suatu saat nanti kamu akan memahami alasanku melakukan ini. -A- Sulit sebenarnya harus berbohong dengan perasaan sendiri. Berkata baik baik saja untuk suatu hal yang jelas tidak baik. Kamu sendiri tahu jika aku menyayangimu lebih dari sahabat. Lalu kenapa kamu masih saja memikirkan dia. Baiklah, hati memang tidak bis

Paragraf-Paragraf Menjadi Manusia

Gambar
Selamat malam, selepas membaca “ Menjadi Manusia belajar dari Aristoteles ” karya Romo Franz magnis-Suseno, cendekiawan Filsafat Etika Indonesia, paragraf-paragraf ini kutulis. Kamu harus melanjutkan membaca tulisan ini dan membaca bukunya (kamu bisa ambil di aku kalau mau) apabila: 1. Kamu suka dengan filsafat 2. Kamu suka dengan nilai-nilai etika dan moral 3. Kamu membutuhkan alasan untuk hidup 4. Kamu tipe orang yang sebenarnya sibuk tapi selalu mengaku tak ada kerjaan dan gabut Seolah menjadi intisari kecil yang sentral dalam dunia etika-moral, Romo Magnis memulai menjabarkan pemikiran Aristoteles dengan sebuah pertanyaan “masih relevankah nilai-nilai filsafat yunani kuno untuk diterapkan oleh kita manusia modern di abad ke 21 ini?” penjelasan mengenai pertanyaan itu beliau jabarkan dengan mudah, mengalir dan ringan. Dimulai dari konsep kehidupan dan tiga alasan dasar kita bahagia, adalah nikmat, filsafat, dan politik. Penjelasan yang benar-benar ringan seo

Memperbaiki Kesehatan Psikologis : Kesan Ilmu Inspiratif Dr. Faith Martin

Nia Listiani Aprilliani nia.listiani16@mhs.uinjkt.ac.id Kesan pertama pada tanggal 19 September 2018 begitu berharga pada setiap waktunya, dengan kesan sinergis mata perkuliahan psikologi konseling, yang diajarkan oleh Bapak Bambang Suryadi, Ph. D, dengan materi yang sangat krusial tentang perlunya bimbingan dan konseling. Bukan sekedar pembelajaran bahwa perlunya bimbingan dan konseling, namun kita juga belajar metakognisi yang dilakukan dengan berbagai perspektif psikologi. Pembelajaran ini bukan hanya sekedar untuk berpikir secara teori, namun memberi penjelasan bahwa Ilmu begitu mengalir, pada akal dan pikiran. Pertemuan ketiga mata kuliah psikologi konseling ini berakhir dengan cepat, namun pertemuan mata kuliah ketiga ini, memberikan pembelajaran berharga bagi mahasiswa fakultas psikologi ruang 406, dengan pembahasan materi yang begitu sangat kompleks yaitu bimbingan dan konseling serta membahas penulisan essay yang benar. Ini merupakan sumber ilmu yang sangat berharga u

Bungkam

Dinginnya angin malam Menghibur jiwa yang merana Lebur dengan riuh rendah suara Tersiksa bersama luka jiwa Berdiri diantara pintu terbuka Enggan bertahan pergipun segan Peluk aku dalam dalam Edam gejolak yang merintih Tertahan, berteriak tanpa suara Hanya air mata -Fa-