Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

AKU YANG BARU SAJA BERPINDAH RUMAH

u/ hal-hal yang memenuhi kepala kita semua Di hadapan papan ketik Siswa sekolah dasar bertubuh besar Menyelinap dalam kepalamu Ia lahir dari beranda media Dan tumbuh dengan air susu dunia Semenjak itu Tangga-tangga yang kau susuri, Walau sekedar singgah di lantai 1 Walau sekedar hendak mengambil susu di lemari pendingin, Menjadi risik dan gemetar "Aku ingin menjadi itu Aku harus mendapatkan ini" Ia terus saja mengigau dalam kepalamu Dihentak-hentakkannya kaki mungil itu Rewel, seperti meminta uang untuk membeli validasi mainan Di malam hari Keringatmu resah Hatimu kemana-mana Anak kecil bertubuh besar makin besar saja Satu per satu hal indah dalam kepalamu ditendangnya Jatuh sejatuhnya Hilang ditelan angan Setiap malam tiba Kau selalu gelisah, Semuanya tampak besar oleh dirimu yang kecil Semua tampak angan oleh dirimu, sejuta ingin Dihadapan papan ketik Jangan kau biarkan kepalamu terbuka Agar anak kecil

Puisi dan Dongeng-Dongeng

Yang layu dan tak pernah tumbuh Kaldera besar di barat jawa meradang Melempar api dalam matamu Yang mulai padam Jendela kaca pecah Menyisakan potong senyummu yang merekah Dan darah yang kuisap pelan Sisa-sisa perjumpaan dan sesal Mengendap dalam pigura Pagi kujalani sebagai rutinan yang teratur, bangun pagi, menyapu halaman rumah, mendengarkan radio kesukaan mama. "Bagaimana kabar arifti, mas?" Kalo sudah begitu, aku hanya bisa merespon dengan pura pura tuli. Pura-pura tidak mendengar sembari menata piring di perapian. "Mas?" Instruksi mama bahwa aku tak boleh berpura-pura. "Alhamdulillah mah, tiga hari yang lalu, ada laki-laki yang datang ke rumahnya, kayaknya sih mau melamar" aku menjawab sebisaku. "Oh iya?" Duh, mama mulai tertarik "Baguslah, kasihan dia itu, setelah putus dengan pacarnya, siapa namanya, mama lupa" "Arga ma" "Nah iya itu, arga, dia temen mu juga kan?"

Setelah Tahun

Senin kembali Mempertemukan jumpa Selasa usai Menuai rabu sampai sabtu Hari-hari jadi gemuk sekali Seperti jari-jari gempalku Dan aku dipertemukan Akhirnya, Kukira sudah banyak puisi Rupanya seluruhnya kosong Kalimat yang lahir hanyalah ucap Tiada puing yang tersusun Oh! Betapa aku Hilang. . .

Perempuan dan Kata Orang-Orang

Jalanan lengang Serangga-serangga malam sudah terlelap Kecuali kunang-kunang samping rumah yang masih berpendar di tengah gelap Sembari kunang-kunang terbang di jalanan yang lengang Seorang bayi perempuan telah dilahirkan Menangis Membuktikan diri bahwa ia hanyalah makhluk lemah seperti kata orang-orang Padahal aku pun tahu Bayi laki-laki juga menangis saat dilahirkan dari rahim ibunya Meski dilahirkan dibawah terik atau langit jingga Waktu lalu berjalan dan memutar Bayi perempuan itu sudah besar Ia menangis kembali; bahkan berkali-kali Saat lelah; saat duka; bahkan saat bahagia Tangisan itu serupa dengan dua puluh tahun lalu saat kunang-kunang berpendar sendirian Membuktikan diri bahwa ia hanyalah makhluk lemah seperti kata orang-orang Padahal aku pun tahu Tangisan semacam itu juga berlaku bagi bayi laki-laki yang sudah dewasa Meski aku hanya melihat fakta itu sekali saja; tepat saat ayahku melepaskanku untuk berkelana Tapi di balik kata or

Pandangan Islam Terhadap Sastra

             Sastra adalah sebuah perwujudan, ungkapan atau bisa juga disebut pernyataan mengenai pribadi manusia yang terkait pengalaman, pemikiran, suasana hati, ide, semangat dan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu hal dengan alat yang bias dirupakan sebagai bahasa. Hal ini menyebabkan sastra menjadi pribadi yang memiliki ide, semangat kepercayaan atau keyakinan ekspresi atau ucapan mengenai bahasa dan bentuk. Sastra juga dapat ikatakan sebagai alat perekam tersendiri terhadap pengalaman-pengalaman diri yang menjadi saksi sekaligus komentator secara tidak langsung terhadap kehidupan manusia.               Dewasa ini karya-karya sastra merambah begitu cepat dan meluas. Termasuk dalam hal ini adalah, sastra-sastra islam. Kita sendiri paham bahwa sastra dan agama merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, artinya keduanya saling berkaitan. Hal tersebut sudah bukan rahasia umum lagi di telinga kita. Sastra merupakan bagian dari agama dan agama merupakan bagian dari sastr

Dua Belas Lebih Lima

02 Mei 2012 - 00.00 a.m. Aku sungguh masih sangat ingat. Tepat lima menit yang lalu ku lihat jam di dinding menunjukkan pukul 12.00 malam sebelum akhirnya aku benar-benar terlelap. Tapi, aku sama sekali tidak mengelak bahwa sekarang –lima menit setelah aku terlelap- aku sungguh tidak sedang bermimpi, aku terjaga. Aku terjaga dengan keringat membanjiri tubuh dan degup jantung yang serasa akan berhenti –sesak. Aku terjaga dengan tatapan nanar memerhatikan seberkas cahaya melesat jatuh di pelataran halaman belakang rumah. Ragu. Cemas-cemas harap aku melangkah dan menjulurkan kepala ke luar jendela. Aku ternganga. Sekali lagi, ragu. Tampak sebuah batu rubi berwarna biru terang seukuran bola pingpong menyala terang di antara gelapnya malam. Aku berbalik. Keluar kamar dan mengendap. Menyelinap ke halaman belakang. Sampai. Batu itu masih menyala terang, nyala biru yang sungguh cantik. Aku menoleh ke kanan dan kiri. Tidak ada siapa pun. Bimbang dan merasa aneh. Terlintas sekejap, hany