Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Skripsi

    Skripsi Saat ini kita sedang menanti Hari ini kita sedang berjanji Mengukir sebuah imajinasi Membangun masa depan dengan penuh ambisi dan percaya diri Karena kita bisa memulainya dengan penuh inovasi Oh tuhan aku lupa Ini tantangan selanjutnya Ini bukan tantangan terakhir kita Tapi kita pasti tidak lupa  Tulisan ini akan sangat bermakna untuk masa depan kita Teruntuk kita para pejuang skripsi Ayoo kita pasti bisa -Pedjoang6

LAILA MAJNUN

Gambar
  LAILA MAJNUN Pict: Google Tahun Rilis      : 2021 Sutradara         : Monty Tiwa Produser          : Chand Parwez Servia Skenario          : Monty Tiwa Bahasa             : Indonesia Film ini dikembangkan dari karya Nizami Ganjavi. Cerita ini mengisahkan perempuan yang tangguh, mandiri, pintar, berpendidikan tinggi, dan religius bernama Layla. Layla jatuh cinta terhadap pemuda asal Azerbaijan yang pandai dan romantis bernama Samir. Layla merupakan dosen sekaligus penulis buku. Layla memiliki impian mengajar di luar negeri. Namun ketika impian itu terwujud, ia dihadapkan dengan perjodohan yang sudah direncanakan oleh pakdenya. Laki-laki itu bernama ibnu, ia berencana menjabat sebagai bupati di daerah tersebut. Ibnu merupakan teman kecil Laila dan berasal dari keluarga berada. Berada dalam kebimbangan, Laila akhirnya menerima lamaran Ibnu dengan syarat ia diizinkan untuk mengajar sebagai dosen tamu di Azerbaijan. Awal mula Laila bertemu Samir, ketika ia mulai mengajar d

Diam atau berjalan

 Diam atau berjalan Melihat tanpa cahaya Mendengar tanpa suara Mengecap tanpa rasa Waktu begitu kilat Sedetikpun tak akan terasa Tiba-tiba sampai begitu saja Terkadang hidup begitu nikmat Terkadang pula hidup penuh maksiat lagi lagi kau lupa hidup adalah pilihan  tetap bertahan atau terus berjalan puas dengan yang sekarang atau mencari tantangan -Nilna

Hati Suhita

Gambar
Hati Suhita Judul                : Hati Suhita Penulis             : Khilma Anis Penerbit           : Telaga Aksara Ft Mazaya Media Terbit               : Maret 2019 Tebal                : 406 halaman Genre               : fiksi, romance religi ISBN                : 978-602-51017-4-8        Ini tentang kesabaran, cinta, pengorbanan, ketaatan dan ketabahan hati. Dia Alina Suhita, gadis lembut, cerdas, welas asih rupa bidadari dari perempuan trah darah biru pesantren yang kental akan budaya jawa. "Ya aku tau ini bukan salahmu. Kamu juga tidak punya pilihan lain selain manut. Tapi malam ini juga kamu harus faham, aku tidak mencintaimu, atau tepatnya, aku belum mencintaimu." Begitulah kalimat luka yang ditorehkan Gus Birru. Mustika ampal Alina yang dijodohkan dengannya sejak ia masih kanak-kanak. Dia Suhita, yang terjebak dalam kepedihan cintanya, yang mejadi harapan pesantren tempat ia berpijak, yang menjadi pengabsah wangsa dari Gus Birru.      Namanya Alina Suhit

FAREWELL

  FAREWELL Satu/ Manusia polos mulai berdatangan di jantung kehidupan manusia Tempat dimana tak ada sanak saudara, mereka nun jauh disana Tempat dimana diri mengadu nasib dan menentukan jalan hidup kedepannya Berdalih demi masa depan, mengikis ego diri dan bangkit melupakan keterpurukan   Dua/ Waktu terus berjalan tanpa henti Usia aku, kamu, kita, kami ataupun mereka semakin menua Mungkin dulu postur tubuh masih kurus, wajah tanpa polesan, senyum malu-malu saling lirik pandang Lihat sekarang, kita sudah berbeda. Berbeda tapi tetap sama Kita dewasa bersama, berproses bersama meskipun setiap jiwa memiliki pilihannya Terima kasih, sudah menggenggam di keluarga CSSMoRA Sudah merawat, bertumbuh, mengeja, dan melindungi di setiap sisinya Terima kasih, sudah mendorong adek-adek selayaknya kami. Terima kasih, sudah bergandengan bersama menuju satu tujuan Terima kasih sudah merangkul dan menjadi panutan di kala kebingungan tak tau jalan   Tiga/ Tiba saatn

Selamat Ulang Tahun Indonesia Ke 100 Tahun

  Selamat Ulang Tahun Indonesia ke-100 Tahun Hai Indonesia 2045, Bulan Juni 2021, bulan yang seharusnya mendatangkan kemarau namun Tuhan mengirimkan paket berupa air langit yang tidak habis-habis, selain itu ada paket tambahan yang dikirimkan Tuhan untuk kita, angka COVID-19 dengan tren keatas seakan tak ada puncak dan terlihat sengaja. Ingat saja… Paket-paket itu mengingatkan pada karya Bapak Sapardi dengan kisah romantisasi hujan di bulan Juni, hujan tiap sore riuh gemuruh membawa kenangan dari awan dari belahan bumi utara dan selatan. Saat ini kami berterimakasih kepada Tuhan, paket-paket itu datang dengan selamat tanpa cacat dan diterima dengan baik oleh rakyat-rakyat kita, mereka merayakan dengan membaginya merata. Ingat saja… Hai Indonesia 2045, saking senangnya rakyat kita menerima paket-paket virus itu, sampai mereka lupa ada seseorang yang seharusnya tidak dibaginya, karena orang-orang itu sangat bermusuhan dengan covid. Sangat sakit hati melihat orang orang berlibur menghirup

Kuasa-Nya

  Kuasa-Nya Oleh: Wilda Lailatun Nufar   Aku memilih diam dari serpihan-serpihan Tak satupun orang kubisiki Tentang ombak yang menghantam Tentang air yang menenggelamkan.. Mencoba menata Meski tertatih kurasa Mencoba membangun Meski tak kunjung sempurna.. Bersama hayal Kudesain serapi mungkin Bersama mimpi Kuhias seindah mungkin.. Hanya padamu kutitip Meski wujud tak kunjung kutatap.. Menyerah bukan, Hanya pasrah yang bisa kulakukan.. Bersamamu.. Syukur kuhaturkan Karena hingga detik ini Aku masih punya kekuatan

Ingatan dari Semesta

  Ingatan dari Semesta Semalam hujan turun kembali. Seperti biasa. Menemani luka dan kesepian yang sudah berhari-hari menikam ramainya semesta. Semalam hujan turun kembali. Mengingatkan memori-memori di hari-hari lampau. Bibirku tiba-tiba tersenyum, teringat sepotong kalimat yang dulu kuucapkan. “Hai Aku! Suatu hari nanti kamu bakal berjumpa dengan hari yang barangkali penuh kecewa.” Aku mengangguk mendengar kalimatku itu -dulu. Sepotong kalimat dengan imbuh-imbuh kecewa itu menggugah hatiku, meyakinkan langkahku agar tetap kuat dan tidak perlu kecewa jika hari itu datang. Cukuplah istirahat menjadi pilihan dan segera bangkit menjalani hari-hari kembali -saat hari itu menghampiri. Hari berputar. Senin usai dan diri bertemu senin kembali. Bulan berganti. Seolah Januari baru kemarin, rupanya sekarang sudah Juni saja. Bahkan bulan kelahiran menghabiskan dirinya begitu cepat. Pun tahun yang seolah berlari terus menambahkan diri. Dan di antara hari, bulan, dan tahun beserta kesibu

Monster dalam Diri

Monster dalam Diri Penjelasan dosenpun usai. Dengan sedikit terpaksa, mahasiswa melalui perkuliahan dua jam lamanya. Jadwal yang sebenarnya hanya satu jam, ditambah satu jam lagi karena dosen tidak dapat hadir dipertemuan selanjutnya. Begitu dosen pergi, para mahasiswa berlarian keluar ruang kuliah mengingat hari yang beranjak malam. Ardi, salah satu mahasiswa dengan IPK tinggi diangkatannya, dihadang sejumlah temannya tidak jauh dari pintu ruang kuliah. “Ardi, kamu harus membantu kami,” ujar Dimas membuka percakapan. “Iya betul,” Rico ikut menimpali. Ardi dibuat kebingungan oleh mereka, “apa yang telah terjadi? Dan apa yang dapat aku bantu?” Giliran Daris menjelaskan, “kemarin sepulang kuliah, kami ke kantin terlebih dahulu, makan-makan. Tidak tahu dari arah mana, tiba-tiba ada orang misterius yang mengenakan pakaian serba hitam. Aku tidak bisa mengenalinya karena wajahnya tertutupi topi yang dia kenakan. Orang itu menawarkan hadiah menggiurkan ketika bisa menang permainan kartu denga

Usaha Yang Maksimal Memberikan Hasil Yang Terbaik

  “Usaha Yang Maksimal Memberikan Hasil Yang Terbaik” Oleh: SH Pukul 01.30 WIB Lia terbangun karena alarm yang berdering didekatnya "Udah setengah dua" (sambil mengucek ngucek matanya). Dia bergegas mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat malam. Lia sudah terbiasa bangun di tengah malam untuk melaksanakan shalat tahajjud, dan malam ini Lia berdo'a dengan sangat khusyuk demi kelancaran ujian masuk universitasnya di esok Hari. Setelah sholat, Lia membuka buku-buku sebagai latihan untuk menjawab soal ujian besok. Dia memasang alarm untuk belajar selama 1 jam. Seketika ibu Lia membuka pintu kamarnya dan tersenyum "kamu sudah bangun nak" kata ibu Lia "Iya Bu" balasnya sambil tersenyum. Kemudian Bu Mira (Ibunya Lia) juga mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat tahajjud. *** ( Tririring...tririring ). Tidak terasa satu jam pun berlalu, kemudian Lia menutup buku-bukunya dan kembali tidur agar dia tidak mengantuk di pagi hari. Allisya Sy