Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

TIGA SAJAK HITAM PUTIH

Gambar
1/ Seekor cicak sedang meronda "keluarga harus dihidupi dengan nafkah" Berjaga dari pagi yang sulit Ia temui ibu nyamuk dengan berkas gelisah "hendak kemana?" "menjemput anak di angin malam, Keasyikan main." "hati-hati di jalan" ...  Sebuah lidah memeluknya dari belakang Terlantar anaknya kemudian Angin malam kan menjaganya 2/ Keluarga Pak Rudi baru pindah Beberapa waktu yang lalu. Anaknya laki-laki, ikut bersekolah disini. Teman-temannya berkomunikasi dengan Bahasa sehari-hari. Di kantin, putra Rudi Termenung sendiri "ayah tak pernah memberitahu aku Bagaimana bahasa almarhumah ibu ini bekerja." "tapi ia sangat menyayangimu, nak." Dering bel sekolah mengantarkan itu hingga depan pintu hatinya Menunggu malam mengetuk, untuknya 3/ Saya ini anak berbakti, di malam hari Mimpi-mimpi mengantri di depan bantal-guling saya. "jangan lupa baca doa." ucap Ibu

SELEPAS #SEXYKILLERS, KEMUDIAN APA?

13 April 2019, sebuah film dokumenter cukup memberikan pergerakan yang masif diantara deras kampanye kedua kubu pilpres. Kalo sekarang, bagaimana? Pemilihan presiden Republik Indonesia (pilpres) yang diselenggarakan tahun ini (2019) tampaknya memiliki beberapa momentum, apa yang masih teringat? Tentu selain dengan serangkaian pro-kontra aksi 22 mei yang spontan, opportunis, dan anarkis, #sexykillers adalah sebuah momentum besar yang, barangkali lagi tak masuk dalam list-list hal-hal yang menganggu kampanye kedua kubu ( siapa lagi kalo bukan 01 dan 02 heuheuheu). Sebuah film dokumenter yang dirilis oleh watchdog Indonesia ini mengambil sebuah trek perjalanan dan pengkajian pertambangan yang ada di Indonesia. Dirilis 13 April di laman youtube, film ini terbukti mampu mendapatkan respon yang luar biasa dari segala penjuru sosial media, serta para aktivis lingkungan dan literasi yang ada di nusantara ini. Dampaknya? Tentu #sexykillers sempat melahirkan sebuah opini publik yang t

PUISI

Gambar
Ada cerita yang sukar di bagi Ada rasa yang enggan di publish Karena semua datang tanpa di minta Karena ia timbul tanpa terpaksa Sejatinya rasa biasa timbul di waktu yang salah Dan aku bersalah

PUISI

Gambar
KALBU Rayuan syahdu,, Menari nari diatas mahkota,, Matanya melirik, hatinya terusik, Hingga akhirnya berada di titik bahwa itu menarik Mencoba dan mencoba Kalbu yang masih belum terpana Meski mata dan hati tlah terpesona Ya mau bagaimana Apa boleh buat Begitulah kalbu -Sinar Mentari-