Jurnalistik Denta CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Birokrasi klasik Sebuah lubang besar perangkap birokrasi Penghalang pandangan sang matahari Memasung harapan-harapan, memaksa mereka meratapi Akibat ulah tangan-tangan pendosa yang kotor hati Mentari hanya terasa teriknya saja Sinarnya sebagai lentera gulita sirna Raib termakan jiwa-jiwa serakah Mengotori mulianya paduka bertitah Mengirim berita kebohongan laiknya sampah Budak, rakyat jelata yang miskin, bahkan petani, Haruskah mati tanpa arti? Saat sampah kebohongan menjadi picik Mereka merampas kesetiaan Melahirkan dendam berujung pengkhiatan Tangan-tangan kotor mendayung dalam lautan  kesenangan Tertawa   menumpuk  emas  dan  tidur  di atas sutera Perut -perut buncit oleh   arak dan pajak tanah Sedang budak meneguk pahitnya kesengsaraan Mereka bukan barang yang seenaknya kalian tendang! Bukan pula sampah yang dapat dibuang! Jiwa-jiwa yang kotor itu hanya tak tau saja, Jikalau menghindari cahaya  matahari Selalu ada sinar rembulan

Rahma...

Kembali bersimpuh dihadapan pusaramu Kembali berharap do'a dan keberkahan selalu tercurah untukmu Wahai, panutanku Semoga aku dapat meneladani jejak langkahmu Jogja, 21 April 2019

Dingin.... Saat ku membuka pintu tenda kala itu Indahnya gugusan bintang terpampang dilangit sana Membentuk sebuah garis cahaya Samar-samar.... Wajahmu disana..... Ah... Kau... Tolong jangan buat ku merindu.... Ah... Sial... Malam mendekapku dengan dinginnya Coba ada dirimu disini... Ku tak perlu mengeluarkan jaketku Ah... Maafkan... Aku sedang merindu.... By : Maftuhin

Kini telah tercemar, Saat aku berlayar mengitari samudera Ku berjumpa dengan berbagai permata Permata nya kecil nan indah Harta berharga bagi siapapun yang memilikinya Semakin aku jauh dari daratan Semakin banyak permata yang aku temukan Permata itu masih suci Hingga apapun yang berinteraksi dengannya Permata itu mengikutinya Lautan ini tak selamanya indah Lautan ini tak selamanya jernih Langit terkadang tak bersahabat Pengunjung samudera terkadang berkhianat Permata yang dulu bersih tanpa noda Kini ia telah tiada Permata yang dulu bak emas permata Kini ia telah tercemar oleh kejamnya samudera Jagalah permata itu agar ia selalu menjadi harta berharga bagi siapapun yang memilikinya - Sinar Mentari -

YOGYAKARTA (kota yang akan merayakan ulang tahunmu) Untuk  https://www.instagram.com/p/ BhwTJa_HfVd/?utm_source=ig_ share_sheet&igshid= 1tn8vmhl7v9ti Pasti itu aku, angin malam yang berkeliling dalam matamu. Sebuah kursi dalam forum - - seminar "langkah efektif budidaya teman" yang kau ikuti tampak asing, kasihan, melihat kembang api yang dipesan mini, ukuran satu kepal hati wanita yang terbelit jarak yang sangat banyak, memeriahkan datangnya umur baru pada kerut wajahmu <hatimu masih sama [?] > Itu aku, bising-bising suara yang kini terpleset di lengkung bibirmu, sehabis mengunjungi ingatan, tempat memori memutar ucapan ucapan selamat - - entah aku tak mengenal seluruhnya--  tak apa Apakah  itu aku, satu bayang tegar membawa kue ulang tahun, di hadapan pintu jarak, bersemayam di pikiranmu. Apakah  - - bahasa skeptis, senjata milikku untuk membunuh jarak, serta tanda tanya yang sudah melampaui batas Aku  - - tinta serta

katamu, kamu sayang padaku tapi buktinya kamu memperlakukanku begitu kasar ketika kamu marah padaku.. katamu, kamu belum pernah sesayang ini sama orang tapi buktinya perlakuanmu ke yang lain lebih baik dibanding kepadaku.. katamu, kamu ingin tetap bersamaku sampai kapanpun tapi buktinya kamu tetap mencari kesempatan untuk dekat dengan wanita lainnya.. katamu, kamu selalu berusaha untuk menepati setiap janji dan komitmenmu kepadaku tapi buktinya perilakumu tidak pernah sedikitpun mengarah ke hal itu.. katamu, aku tidak boleh pergi dan akan selalu jadi milikmu tapi buktinya sikapmu kepadaku selalu menuntutku untuk meninggalkanmu.. katamu, kamu akan membuatku percaya kembali kepadamu tapi buktinya kamu membuatku kecewa berulang kali.. katamu, kamu ingin sukses bersamaku tapi buktinya kamu tidak pernah menyemangatiku untuk sukses atau bekerjasama denganku untuk sukses.. katamu, aku ada dalam rencana masa depanmu tapi buktinya kamu tidak pernah meminta pendapatku terhadap langkah yang akan

Puteri Meii Dahulu kala di sebuah tempat bernama Myong, hiduplah seorang putri dari keluarga bangsawan yang cantik jelita dan baik lagi luhur hatinya. Ia dibesarkan oleh ayah yang sangat penyayang dan bijaksana serta ibu yang juga cantik dan baik seperti putrinya itu. Sang ibu memberinya nama Meiiretha Swan. Sang puteri begitu cerdas sebab ia sangat suka belajar dan berdiskusi sejak masih belia, bahkan ketika remaja ia seringkali menang mendebat para pejabat pemerintahan pada masa itu. Rupa, hati dan juga kecerdasan semua dimiliki gadis ini. Bagi orang yang bersih hatinya, Meii adalah gadis yang sangat menyenangkan dan orang-orang ingin selalu dekat dengannya. Namun, ada beberapa orang yang begitu membenci Meii karena sangat iri pada kelebihan Meii, terutama para gadis yang seusia dengannya.  Sangat besar rasa cinta ayah dan ibu Meii terhadap dirinya. Sejak kecil sang ayah dan ibu sangat khawatir jika ada orang luar yang mencari atau hendak bertemu dengan Meii. Meii diberitah

Ku duduk diam disini memandang Mengamati gerakan mereka.. Kebahagiaan tersirat dari anaknya, Memamerkan senyumnya  Hanya karena mainannya Menendang bolanya Melempar baling-balingnya..  Bahagianya mereka Senyumnya indah  Ibarat bunga mawar mekar di malam hari..  Bisa kau bayangkan?? Hingga mataku tertatap kepadanya Seorang anak yang memamerkan senyumnya  Kepada mereka yang bahkan tak dikenal..  Dia memamerkan senyumnya bukan karena mainannya Bukan karena tendangan bolanya Bukan karena lemparan balingnya..  Dia memamerkan senyumnya  karena seorang memberi satu dari banyak makanan yang ia bawa...  Kalau tak salah sosis bakar..  Senyumnya indah mengalahkan senyum anak mereka yang lainnya hingga mengalahkan keindahan bunga mawar yang mekar di malam hari.. Cantik.. By: EFM