Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Seperempat ketiga

Gambar
Detikku berjalan sambil terus terseok dalam tanah ketakutan Hilang dan berpaling Mereka berhasil membuatku kecil Dan ingin tak terlihat ; tiada "Satu, dua, ti." Kau berteriak lewat kumpulan obrolan malam kita saat itu Membuat "Ga" ku tertahan diujung kecil lidahku Kemudian lenyap Seketika teriakanmu menyentuhku Menarik menaikanku Menyakinkanku Bahwa dihari itu, tlah resmi terlahir "kita" yang selama ini aku tunggu Ingin baca cerita sebelumnya? Cek  https://denta-cssmorauinjakarta.blogspot.co.id/2018/01/seperempat-kedua.html?m=1

Seperempat kedua

Gambar
Aduh, aku terjatuh Tetiba jalanku terjal dan licin Kakiku belum kuasa Seimbangku hilang Dan kemudian.. ketakutanku datang 7 detik itu obrolan itu orang itu Lalu Ku mengecil Terinjak kenangan Mu Lalu -2017 Ayo baca sajak sebelumnya di https://denta-cssmorauinjakarta.blogspot.co.id/2017/12/seperempat-pertama.html?m=1

Denting Piano

Gambar
Kau bertanya, hanya lantunan nadakah yang ku kirim Teriring denting piano yang ku mainkan Atau hanya sebuah cetakan mesin ketik yang tak sempat kau baca Dan bahkan sering terabaikan... Daku berkata, tidakkah sejenak kau menengok ruang padat nan hampa.. Yang berceloteh tertekan dan tak berdaya.. Khawatir tertunduk pada halusinasi semata.. Ia memilih mendengar cengkramamu saja.. Aku cukup memilih diam tak bersuara.. Namun panggilan kalbu kian memaksa berbicara Meski dalam patah kata yang ku ucap terbata Dalam bongkahan keluh yang tak cukup tercerita.. Terimakasih telah mencitra diriku.. Yang terbukti mencipta kehangatan kelabu.. Seonggok maaf untuk sebuah pengakuan.. Dalam buruknya fikirku Dalam hinanya lisanku Dalam rusaknya hatiku... -pusPAPEsona-

Aku Pahlawanmu, Engkau Pahlawanku?

Gambar
A ku sangsi, pada kamu, kamu, dan kamu, yang katanya peduli pada negeri, tapi sibuk mendulang harta, meramu nafsu. Aku ragu, negeriku akan maju, sebab yang duduk di kursi pimpinan, berebut duit rakat untuk bancakan. Aku, entah kamu, apa masih peduli? 72 Tahun lalu di Surabaya, Rakyat dan veteran menenteng senjata. Ultimatum tentara AFNEI dan NICA dihiaraukan, bumi Surabaya terancam dibumihanguskan. Pukul 6 Pagi, sejarah itu terjadi. Sebentar, apakah kau peduli? aku bicara soal sejarah bangsa? bahkan aku sangsi kau tahu apa itu AFNEI, apa itu NICA. *** Ultimatum ibu bapakmu tak kau dengarkan, ultimatum pacarmu kau dewakan! kau ini bangsa atau bangsat? Indonesia terancam virus globalisasi, teknologi merambah, bahkan kepada Anak SD dan Remaja. Mereka sudah berani menenteng handphone, menghisap e-cig. Adik-adik udik! Pantas saja linimasa dipenuhi komentar pedas, handphone saja dipegang generasi micin yang 'cerdas'!?. Berani teria

CINTA

Gambar
Ini tentang rasa yang memiliki makna namun tak teraba Di dalamnya terdapat sebongkah rindu yang kaku Ada sebuah cemburu yang mengalun perlahan dengan dentingan alarm ketidaktepatan Berbalut keinginan kosong yang jelas tak usai terjamah Tiba saatnya hati yang meraba sendu Kesombongan mulai tertampar nurani Ini bukan tentang cinta, harus memiliki dan dimiliki Ini tentang peranan keikhlasan di mainkan Ada candu rutinitas yang mulai melenggang Dimana dia memberikan senyum yang semula ku sembunyikan dalam simpul Ada kata yang singkat namun memberikan kesenangan Bagai bius kehidupan yang tak seharusnya disuntikan Namun... Ada sebuah peringatan yang tertancap Tak sepantasnya rasa ini hadir kembali di saat kemarin aku berlari Karena ada hati yang harus ia jaga Meski aku lebih dulu menabung rasa Namun, sekali lagi ini bukan tentang cinta, harus memiliki dan dimiliki Namun tentang rasa yang tak akan usai oleh masa ~A.A

NANTI

Gambar
malam hari, rembulan berselimut awan menyelinap diantara mimpi sang pesona indah bersinar melambai lambai diatas aroma pesisir yang kian memudar Bertemankan alunan ombak yang mendayu pilu Membawa selaksa kesepian bersama dentingan karang oh, aku ingin suasana ini membeku Mematikan segala ruang yang bergerak, menjaga indahnya Aaaaaaagggghhhh aduh, apa yang terjadi? kemana perginya bulan bulan itu? Bertemankan angin suaraku menggema Mengharapkan jawaban dari tanya yang terurai Namun malam hanya membisu Dan gemintang enggan menjawab dengan lagak sombongnya aku heran aku gelisah aku takut Tak cukup rasaku menunggu fajar esok hari Malam terlalu dingin Gulita menusuk mencabik tulang, daging dan bahkan hatiku Rasa ini seolah menenggelamkan ku dalam penantian tak berujung Menyapaku bersama embun yang bersemai manja Seakan menjaga berkata esok akan segera tiba Sang fajar akan bertamu mesra dan seketika kesegaran menguyurku se

Seperempat keempat

Gambar
Api itu menyala dalam sorot mata coklatmu Memancar benderang Mataku menangkapnya lalu memberi makna Beberapa angka per detik kedepan Hangatmu muncul menjadi harapan Kemudian diriku nyaman
Gambar

APANYA?

Gambar

LAGI

lagi-lagi tak usai terbagi belati hitam sudah menemui mengetuk pintu, lalu masuk inginku bertitah walau tak punya tahta mendesir bersama butir pasir kalut malut saat semakin larut begitu gelap... terlampau kalap... jangan kau tanya saat ini aku liar dalam belantara ! sebab yang kau bakar kini membara kian berdarah semakin parah meronta hingga berakhir latah aduhai... bawakan aku samudera kirimkan aku penjara bagikan aku lentera hingga tiada lagi tersisa usang lalu kubiarkan hilang oleh : Bunga Sakura

Menjemput Hijrah Karena DIA

Oleh : Eva Dwiyanti Lestari Setiap orang mempunyai masa lalu, bahkan masa lalu yang paling menyedihkan dan menyakitkan sekali pun. Masa lalu yang jika direnungkan penuh dengan dosa, penuh dengan kesalahan, dan selalu membuat air mata menetes ketika sujud di sepertiga malam. Saya tidak pernah berpikir bisa hijrah sampai sejauh ini, meninggalkan semua kesenangan dunia, meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dan pada akhirnya saya harus mengakui bahwa saya menjemput hijrah karena DIA. Awalnya saya tidak pernah berniat untuk hijrah, tidak pernah ada niatan dalam diri saya untuk menggunakan hijab. Menurut saya percuma saja memakai hijab jika akhlak dan perilaku masih buruk. Ditambah saya melihat orang yang menggunakan hijab banyak yang pacaran, berduaan dengan yang bukan muhrim, pegangan tangan, jalan berdua dan bermesrah-mesrahan didepan umum. Ini  yang membuat saya tidak mau berhijab, karena apa bedanya orang yang menggunakan hijab dengan orang yang tidak menggunakan hija