Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Tujuh Hari untuk Keisha

Gambar
Resensi Novel "Tujuh Hari untuk Keisha"  Oleh: Eunoiya Judul                : Tujuh Hari untuk Keisha Penulis              : Inggrid Sonya Tahun terbit     : 2019 Penerbit            : PT. Elex Media Komputindo Tebal buku       : 448 Halaman   Berdasarkan salah satu wawancara dengan penulis dikatakan bahwa novel Tujuh Hari untuk Keisha ini lahir karena penulis ingin menyampaikan kata-kata yang gagal ia sampaikan kepada ayahnya, bahkan ada beberapa adegan dalam novel yang merupakan kisah nyata penulis. Novel karangan Inggrid Sonya ini sangat emosional dan menguras air mata pembaca karena membahas hubungan antara seorang anak dan orang tuanya terutama dengan sosok ayah yang tentunya dengan membaca novel ini akan membangkitkan kenangan kita tentang sosok ayah dalam kehidupan kita terlepas dari kenangan itu menyenangkan maupun tidak. Buku ini menceritakan kehidupan Keisha, seorang gadis remaja 16 Tahun yang sejak kecil kurang mendapatkan perhatian, cinta, dan kasih

Jangan Mau Dimakan Media Sosial!

  Jangan Mau Dimakan Media Sosial! Oleh: Ahmad Faizun Ni’am, S.Ked Masa kini sangatlah berbeda dengan masa lalu. Perkembangan teknologi, termasuk teknologi komunikasi semakin pesat dan menghilangkan sekat ruang dan waktu. Semua orang dapat berinteraksi dan berbagi informasi meskipun terpisah jarak yang jauh, bahkan berbeda negara sekalipun, dengan mudah, yaitu melalui media sosial. Media sosial, atau sering disingkat menjadi ‘medsos’ merupakan media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antar pengguna, mendapatkan informasi melalui perangkat aplikasi khusus. Namun, tak jarang kita temukan pengguna media sosial yang ‘dimakan’ oleh media sosial itu sendiri. Maksudnya bagaimana? ‘dimakan’ yang dimaksud disini adalah lupa bahwa kita ini pengguna, dan media sosial adalah alat. Oleh karena itu, banyak kasus pengguna media sosial yang kecanduan like , follower, subscriber, atau sejenisnya, yang mengakibatkan pengguna mau melakukan apapun demi men

Sahabat Senja

Sahabat Senja Karya    : Wilda Lailatun Nufar Hai sahabat… Senja tak pernah mengintimidasi kita siapa  Saat bersama memandang cita-cita yang sama Menenggelamkan bahagia di sana Menepis kerinduan yang tak tertara Sontak… Imajiku menggila saat kau bersua Semua yang tabu kini telah tiba Dari sudut bahasa Itu pun bahagia sederhana Yang tak dapat diurai kata Detik berganti hari Hanya kalian yang mengisi Malam berganti pagi Hanya kalian yang menemani Meski tak ku dapat  denyut nadi yang terikat Namun jalinan ini sungguh teramat Terbentuk dari sebuah cita Mengkristal dalam doa Untuk satu tujuan Untuk satu harapan  Bahagia orang tua

Biarkan Saja

Biarkan saja  Oleh: Aji Wahyu Sejati Aku tak mau mendengar, tak mau tau semua kata yang keluar darimu Kalaupun terpaksa, biarkan saja Tak  mau melihat, tak mau memandang apa yang kau kenakan Kalaupun terpaksa ya setujui saja  Hidup susah, jangan dibuat susah Kalaupun terpaksa ya jalanin saja  Urusan mereka biarkan saja. Jika mereka mengusik kita ya biarkan saja  Jangan berharap banyak kepada orang lain. Kalaupun diberi ya terima saja  Sebagai hamba perbanyak doa, kalau memang belum terkabul ya ditunggu saja

Memaknai Kehidupan

Gambar
 Memaknai Kehidupan @fiyaluthfiya Kehidupan itu layaknya menaiki perahu. Sangat bergantung dengan arah angin.  Ketika kita ingin sekali pergi ke tempat yang diinginkan,  namun seringkali angin mengarahkan ke tempat yang bukan kita inginkan

Tuntas Dalam Kata

Tuntas Dalam Kata Oleh : Mellania Arifin      Rumah. Bagiku rumah adalah tempat dimana hati berpijak . bukan sekedar atap yang menaungi dikala hujan, atau pintu yang terbuka lebar disaat kita lelah dan butuh bantuan, atau jendela yang membuat kita membuka mata, melihat ke luar, melihat ke depan, tentang betapa luas dunia. Lebih dari itu, rumah adalah rasa nyaman dan aman.      Malam itu adalah malam dimana aku menemukan rumah. Aku merasakan perasaan paling nyaman dan aman kala itu. Segera aku simpulkan  bahwa  itu adalah rumahku. Terlalu cepat memang aku menarik kesimpulan. Tapi salah siapa? Salah siapa memberi rasa nyaman dan aman? Bukan salahku, tentu saja. Bukan salahku. ***      Bulan sabit terlihat indah malam itu meskipun bukan dikatakan bulan sempurna seperti bulan purnama. Bulan purnama sering disebut sempurna karena ketika itu permukaan bulan yang menghadap bumi tersinari seluruhnya oleh matahari. Sedangkan bulan sabit hanya separuhnya. Tapi tetap saja, meskipun dis

Lebaran di Ujung Jalan

 Lebaran di Ujung Jalan Bu… aku pulang Bu… bagaimana kabar engkau bu? Bu… "leren sek nok" Suara itu halus menuju rongga pendengaranku Masih menggema dalam pikirku Masih teringat nada-nada yang membuatku semakin pilu Jarum-jarum itu sudah tak menari dijemari Roda-roda itu sudah istirahat dari kayuhan Selendang-selendang sutra itu sudah tak lagi terbelai angin Kebaya hijaupun sudah tak berpeluk air lagi Aku dikoyak zaman yang semakin mencekam Aku ditelanjangi buaian fana yang hitam Ambisiku menjadi liar terlepas dari pelukmu Aku tunggu di ujung jalan ya bu -Nohan Arimbi