Jangan Mau Dimakan Media Sosial!
Jangan Mau Dimakan Media Sosial!
Oleh: Ahmad Faizun Ni’am, S.Ked
Masa kini sangatlah berbeda dengan
masa lalu. Perkembangan teknologi, termasuk teknologi komunikasi semakin pesat
dan menghilangkan sekat ruang dan waktu. Semua orang dapat berinteraksi dan
berbagi informasi meskipun terpisah jarak yang jauh, bahkan berbeda negara
sekalipun, dengan mudah, yaitu melalui media sosial. Media sosial, atau sering
disingkat menjadi ‘medsos’ merupakan media daring yang digunakan untuk
kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antar pengguna, mendapatkan
informasi melalui perangkat aplikasi khusus. Namun, tak jarang kita temukan
pengguna media sosial yang ‘dimakan’ oleh media sosial itu sendiri.
Maksudnya bagaimana? ‘dimakan’ yang
dimaksud disini adalah lupa bahwa kita ini pengguna, dan media sosial adalah
alat. Oleh karena itu, banyak kasus pengguna media sosial yang kecanduan like, follower, subscriber, atau sejenisnya, yang mengakibatkan pengguna
mau melakukan apapun demi menjadikan kontennya viral. Bahkan, sekarang
kriminalitas pun dapat terjadi dengan perantara media sosial. Kriminalitas
tersebut sangat beragam, dari berita bohong atau hoax, ujaran kebencian, penipuan yang berkedok jual-beli online, pembajakan akun media sosial,
penculikan, pemerkosaan, penggelapan, hingga prostitusi online. Menyeramkan!
Selain karena faktor usia yang bisa
jadi dibawah umur, pengguna media sosial yang mudah percaya dengan iming-iming,
hanya membaca judul berita, dan kurang tahu atau bahkan malas untuk mencari
tahu kebenaran informasi yang didapat, juga merupakan penyebab banyaknya pengguna
yang ‘dimakan’ media sosial. Pengguna media sosial yang menjadikan banyaknya like/follower sebagai prestasi dan tolok
ukur kesuksesan juga rentan menjadi ‘makanan’ media sosial.
Sebagai pengguna media sosial, sudah
sepantasnya kita memperkaya diri dengan memahami ilmu atau tata cara bermedia
sosial sehingga kita bisa menjadi pengguna yang bijak.Di Indonesia, terdapat
Gerakan #BijakBersosmed yang menyuarakan ide dan memberikan edukasi tentang
pentingnya bijak dalam bermedia sosial. Pada tahun 2017, Gerakan #BijakBersosmed
menginformasikan etika bersosial media yang didalamnya termuat prinsip dasar,
panduan, dan tips sederhana yang dapat kita aplikasikan di keseharian kita.
Yang pertama, kita perlu memahami
prinsip dasar THINK (True, Helpful,
Illegal, Necessary, Kind) yang jika diterjemahkan adalah benar, bermanfaat,
tidak legal, diperlukan, dan baik. Maksudnya, dalam bermedia sosial kita perlu
mengetahui informasi dan konten yang kita dapat atau yang ingin kita bagikan
itu telah diyakini kebenarannya atau belum. Selain itu, apakah ia bermanfaat
atau tidak, melanggar hukum atau tidak, diperlukan atau tidak, dan baik atau
malah membuat keresahan.
Yang kedua adalah panduan yang bisa
kita jadikan modal dalam bermedia sosial yaitu menjaga privasi atau tidak
mengumbar informasi-informasi pribadi di media sosial. Kemudian menjaga
keamanan akun, yang bisa jadi berbeda-beda tiap aplikasi sehingga kita perlu
membaca ketentuan dan tatacara pengamanan akun di masing-masing aplikasi yang
kita gunakan. Selanjutnya, kita harus menghindari hoaks, baik dengan melawannya
menggunakan fakta-fakta yang benar maupun cukup dengan tidak sembarangan
membagikannya. Dengan demikian, kita bisa memberikan informasi yang benar dan
bernilai positif. Yang tidak kalah penting yaitu menggunakan media sosial
seperlunya.
Yang ketiga adalah tips sederhana
dalam bersosial media. Kita sebaiknya menggunakan media sosial yang sesuai
kebutuhan dan minat kita. Kita juga disarankan mempunyai waktu khusus yang
dijadwalkan sebelumnya untuk bermedia sosial. Jika memang sulit, kita cukup
menggunakan waktu luang yang singkat, seperti saat mengantri, berada di
kendaraan umum, dan lain-lain. Tiga tips tersebut menjadikan kita tetap dapat
bermedia sosial dengan tidak berlebihan dan tanpa mengganggu pekerjaan atau aktivitas
lain yang lebih penting.
Media sosial kini semakin banyak
penggunanya, sehingga kita perlu dan harus menyebarkan edukasi tentang tata
cara menjadi bijak dalam bermedia sosial, minimal di skala keluarga atau orang
terdekat. Semoga dengan ikhtiar kita mengedukasi dapat menghindarkan diri kita,
keluarga kita, dan banyak orang lain dari efek-efek negatif media sosial,
termasuk kecanduan dan tindak kriminal.
Komentar
Posting Komentar