Jurnalistik Denta CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SANTRI DAN HAL-HAL YANG BELUM SELESAI Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.  Dari populasi itu, sebagian besar beragama Islam dengan 12,7 persen dari total muslim dunia. Pada tahun 2010, muslim di Indonesia di kisaran sekitar 205 juta jiwa atau 88,1 persen dari jumlah penduduk. Pendidikan Islam di Indonesia mengembangkan lembaga-lembaga pembelajaran dan pengembangan agama, mulai madrasah hingga universitas. Satu hal yang menjadi ciri khas adalah pendidikan pesantren. Pesantren di era globalisasi ini dituntut untuk mengajarkan santri didiknya tidak hanya mengetahui dan memahami ilmu agama, namun juga mengetahui ilmu sains dan terapan yang aplikatif di masyarakat.          Salah satu kutipan perkataan dari seorang cendekiawan di Indonesia, bahwa kiai tidak hanya memberikan keagamaan kepada santri, namun juga memberikan pendidikan dan bimbingan praktis (seperti dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya az Zarnuji ilmu hal ). Belajar di pesant

Ciputat, 12 Oktober 2015                 Depertemen Pendidikan dan Profesi (Penprof) CSSMoRA UIN Jakarta melaksanakan program Pelatihan Manajemen dan Analisis Data di Ruang 308, Gedung A Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, Sri Purwanti selaku Koordinator Departemen Penprof, menyebutkan bahwa program ini bertujuan untuk memfasilitasi anggota CSSMoRA UIN Jakarta dalam menggunakan program-program analisis data yang amat dibutuhkan dalam penelitian, baik skripsi maupun lainnya.                 Acara ini diselenggarakan dalam 2 sesi, yakni hari Sabtu, 10 Oktober 2015 dan esoknya Ahad, 11 Oktober 2015 di ruangan yang sama. Peserta tampak antusias dengan penyampaian materi dari Mayli Faroh Nabila dari anggota CSSMoRA UIN Jakarta angkatan 2010. “Walaupun masih sedikit bingung, tapi saya bisa berhasil melakukan lagi hal yang dulu pernah diajarkan di kuliah,” seloroh Ketua CSSMoRA UIN Jakarta, Maulidah Nur Atiqoh saat dimint

            The concept of citizen journalism (also known as "public", "participatory", "democratic","guerrilla” or "street" journalism) is based upon public citizens " playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information." Ah, Anda tahu artinya? :p Konsepsi ini telah dipakai banyak media massa sebagai peran mereka sebagai “penyambung lidah” publik. Bagaimanapun seorang reporter dan jurnalis tak akan menjangkau banyak hal. Namun dengan kekuatan Anda dan kami sebagai masyarakat dan publik umum: kita bisa membentuk opini dan gerakan bersama, hari ini orang yang menulis di dinding media pribadi akan terabaikan.                 Katakan pada semua: Kawan, tulisanku memiliki nilai kontribusi untuk ranah lebih luas.          Cukup menarik kita kutip judul buku seorang penulis kenamaan bernama Seno Gumira Ajidarma. Judul bukunya yang menarik adalah:             

Oleh: Mei (2013) Mungkin kuterlupa Kau tak tau bukan, bagaimana ku obati hati yang terlanjur tumbuh terlalu lebat Kau pula tak tau bukan, bagaimana kumenata hati yang terlanjur berantakan Sepertinya kuharus bercerita , meski awalnya kuberniat untuk diam Atau dulu kuhanya berniat bungkam pada salah satu Aduh apalah aku ini bercerita tak berujung tak berawal Ya awalnya, memang  kulupa Atau mungkin sengaja kulupakan Karena bungaku telah dibutakan Dengan dongeng-dongeng anak kecil yang terlalu dipercaya Mengapalah kumemercayainya ,, Bila kubertanya ntahlah adakah jawaban benarnya Karena untuk tau saja sepertinya sulit, apalagi sekarang memercayainya Karena untuk mendengar saja, rasanya lupa Apalagi sekarang untuk memperhatikannya Inikah semua cerita-cerita dongeng yang kau berikan Daridulu kupinta sepertinya baru kali ini terjawab Dan barukali ini pula kumenyadari Mengapa tidak dari dlu, ? hanya itu saja yang selalu dipertanyakan Mungkin kuterla

Ciputat, 15 Oktober 2015                 Beberapa anggota CSSMoRA menjadi delegasi dalam Indonesian International Medical Olympiad (IMO) 2015 yang diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar. Bersama delegasi yang lain, mereka berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pagi kemarin (14/7). Total delegasi dari UIN Syarif Hidayatullah yang mengikuti kompetisi ini adalah 12 orang, dari mahasiswa semester 5 maupun 7. Ruangan di bagian Neuro-Psikiatri                 Anggota CSSMoRA UIN Jakarta yang mengikuti kompetisi tersebut adalah: 1.        Aris Adi Purnomo 2.        Ahmad Fahmi Zamzami 3.        Haidarratul Milla 4.        Risna Wahyu Ananda 5.        Nur Izdihar Hadi 6.        Ahmad Sisjufri 7.        M. Iqbal Dzaky Asy’ari IMO adalah kompetisi olimpiade untuk mahasiswa kedokteran di tingkat pre-klinik seluruh Indonesia, dan pada edisi tahun 2015 ini telah berskala internasional. Dalam lomba tersebut diperlombakan berbagai cabang il

Bercakaplah ia pada angin Bahwa,,, sang mendung kini sedang merindu Wahai titik air.. Wahai halauan nafas yang bergerak.. Bawalah segenggam rasa untuk menuai Bawalah gurat cita membuncah   Pada Nada terindah pun  tanpa ia bertanya Disini takdir bisa ditawar Rasa sepenanggungan.. Karena beban yang sama.. Satu dari seribu kekuatan Tak pernah sekalipun ia bertanya tentang cerahnya esok Atau bagaimana  awan tersenyum Ceritanya hanya satu.. Bagaimana mereka kembali menjadi malaikat Kala pagi tiba...menghantarkan bahagia Walaupun hanya melalui satu ungkapan rindu atau kaukah manusia bertuhan dan menuhankan tuhan? Bukankah kehidupan berada di neraca timbangan Sifatnya pun transaksional Tapi bukankah tak sembarangan orang yang bisa menggoyahkan Hanya manusia kuat dan tangguh.. seperti mereka yang dihadapannya pun tak  sekali ia pertanyakan tentang ikhwal Bahkan tentang hakikat Apalagi tentang makrifat Disinilah peraduan memadu pada sa