Resensi Film: The Physician


Oleh: Annisa Fitria (2012)
        Film bisa menjadi media pembelajaran, baik atau buruk. Alangkah baiknya jika setiap film yang kita saksikan tidak diterima mentah-mentah, melainkan dicermati terlebih dahulu. The Physician merupakan film produksi Jerman yang bercerita tentang seorang dokter yang hidup di abad XI Masehi. Film ini mulai ditayangkan dua tahun silam (2013) dan merupakan film yang perlu dicermati. Didasarkan pada cerita abad XI yang dipaparkan dalam novel karya Noah Gordon dengan judul sama, kisah dimulai ketika ibu Rob meninggal karena penyakit apendisitis. Pada saat itu, pihak gereja tidak menginginkan ilmu pengetahuan terus berkembang, diiringi ketidakpercayaan dengan ilmu yang bertujuan untuk kesejahteraan dunia, bahkan pihak gereja melarang ibu Rob untuk diobati.
Dilatarbelakangi oleh hal inilah, Rob memutuskan untuk mendalami ilmu kedokteran. Dari seorang yahudi yang ditemuinya, Rob mengatahui tentang seorang tabib hebat, Ibnu Sina yang tinggal di Isfahan. Film ini menceritakan bahwa wilayah Islam tidak menerima umat Kristen untuk belajar pada zaman itu, melainkan hanya mengizinkan orang Yahudi. Hal ini berbeda dengan fakta bahwa warga Nasrani dan Yahudi yang tidak memerangi Islam tidak akan diperangi.
Peran Ibnu Sina, seorang tokoh Islam dalam film ini banyak yang berbelok dari sejarah. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika mengetahui kehidupan Ibnu Sina yang dipaparkan oleh sejarah. Nama lengkap beliau adalah Abu Ali Hussain ibn Abdullah ibn Sina. Beliau menghafalkan Al Quran saat berumur 10 tahun. Pada usia remaja beliau sudah menjadi dokter dan dikenal oleh para ulama. Karya beliau yang menjadi karya kedokteran terbaik pada zamanya, Al Qonun fi at thiib, telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Beliau telah menulis buku sebanyak 21 buah dan 24 karya sampingan beliau yang berisi filsafat, kedokteran, teologi, geometri, astronomi dan lainnya. Beliau dimakamkan di Hamadan tahun 1037 M di usia 58 tahun.
Selain itu, film gubahan Philipp Stolzi ini menggambarkan bahwa hubungan Ibnu Sina yang diperankan oleh Ben Kingsley dengan sultan tidak berjalan baik. Sultan yang digambarkan dalam film ini suka berperang dengan kaum Saljuk. Padahal, dalam sejarah jelas disebutkan bahwa sultan sangat mendukung Ibnu Sina dan sultan bukanlah seorang yang lalim. Kemarahan bangsa Saljuk akibat kalah berperang dengan sultan dalam film ini menyebabkan terjadinya wabah pes yang ditularkan dari orang suruhan bangsa Saljuk. Pada saat itu, pes dipercaya sebagai penyakit kutukan dan tidak ada obatnya. Namun, karena kegigihan dan keahlian Ibnu Sina dan muridnya, wabah pes dapat ditangani.
Diakhir film ini, diceritakan pula bahwa Ibn Sina meninggal dunia dengan bunuh diri. Tentunya hal ini bertentangan dengan sejarah yang mengatakan bahwa beliau meninggal karena persendian kronis dan dikebumikan di Hamedan, bukan Isfahan.
Banyak gambaran dalam film ini yang berbeda dengan fakta sejarah. Film ini merupakan gambaran abad 11 Masehi dan pribadi Ibnu Sina dalam sebuah novel berjudul sama, bukan dari fakta sejarah. Novelnya sendiri kurang laris di pasaran Amerika, namun laris di negara produksi film ini. Oleh karena itu, alangkah baiknya sejarah Islam dikaji terlebih dahulu dari sumber yang dapat dipercaya sebelum kita menyaksikan film berikut.
Wallahu a’lam

Referensi:
The Physician (2013), Available from:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16