Sarapan: Ritual Sepele yang Pengaruhi Otak?
Sarapan: Ritual Sepele yang Pengaruhi Otak?
Oleh: Jayanti Mandasari
![]() |
Sumber: Pexels |
“Kita tidak bisa berpikir jernih dengan perut kosong.”
Kalimat yang dikemukakan ahli ini memang benar adanya. Manusia memiliki kecenderungan untuk dapat berpikir jernih apabila kebutuhan nutrisi dan energi pada dirinya tercukupi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi yaitu dengan sarapan.
Sarapan merupakan kebiasaan baik yang sering diabaikan, terutama oleh para pemuda, termasuk mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa melewatkan sarapan dengan alasan terburu-buru ke kampus, tidak ada waktu, malas, dan bahkan ada yang menganggap bahwa sarapan tidak penting. Akibatnya, terbentuk kebiasaan untuk tidak biasa sarapan. Padahal, sarapan memiliki peran penting dalam menyediakan energi yang dibutuhkan oleh otak untuk memulai hari dengan baik setelah tubuh berpuasa semalaman.
Sarapan merupakan hal yang penting karena tubuh mendapatkan kesempatan untuk memperoleh vitamin dan zat gizi melalui makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Sehingga selain mendapatkan energi, sarapan juga dapat meningkatkan stamina saat beraktivitas, memberikan kenyamanan dalam bekerja dan belajar, serta meningkatkan konsentrasi. Artikel ini membahas bagaimana sarapan memengaruhi fokus mahasiswa, dengan harapan pembaca semakin sadar akan pentingnya sarapan bagi aktivitas akademik dan kesehatan.
Jadi, apakah sarapan memang berhubungan dengan fokus? Dalam KBBI, sarapan diartikan sebagai makan sesuatu di pagi hari sebagai 'alas' agar terhindar dari sakit perut. Hal ini sejalan dengan definisi sarapan menurut Kementrian Kesehatan, yaitu kegiatan makan dan minum yang dilakukan pada pagi hari sebelum memulai aktivitas. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, sarapan sebaiknya dilakukan 2 jam setelah bangun tidur. Penelitian ahli gizi UGM (2023) membuktikan bahwa waktu sarapan yang bagus pukul 06.00-09.00, karena jika melewati waktu tersebut maka sudah masuk persiapan pemenuhan kebutuhan siang dengan komposisi yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan serat. Seperti gandum, telur, sereal rendah gula dan lainnya.
Anjuran untuk sarapan bukan tanpa alasan, melainkan karena memang terbukti sarapan bermanfaat bagi tubuh. Beberapa manfaat sarapan yaitu:
1. Mengisi Kembali energi yang hilang
Sarapan berperan penting dalam mengembalikan energi setelah tubuh berpuasa semalaman. Saat tidur, tubuh tetap melakukan proses metabolisme dan organ-organ vital tetap menjalankan tugasnya, seperti organ jantung, paru-paru, lambung, usus, dan lainnya. Proses ini dikendalikan hipotalamus, bagian dari otak yang berfungsi mengatur sistem saraf otonom. Sistem ini memungkinkan organ vital bekerja secara otomatis baik itu dalam kondisi sadar maupun tidak.
Agar dapat menjalankan tugasnya dengan optimal, hipotalamus membutuhkan pasokan energi yang cukup. Semakin baik asupan yang didapatkan melalui sarapan, maka hipotalamus dan tubuh akan mempertahankan fungsi fisiologisnya secara efisien dan optimal.
2. Menjaga kestabilan mood
Perubahan suasana hati atau mood merupakan hal penting yanag mempengaruhi produktivitas dan kualitas aktivitas harian, termasuk dalam proses belajar bagi mahasiswa. Suasana hati dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kadar glukosa dalam darah. Seseorang yang memiliki kadar gula darah rendah karena tidak makan maka dapat memicu hipoglikemia ringan yang berpotensi memicu perasaan mudah marah, gelisah, bahkan setres.
Sarapan dapat membantu menjaga kestabilan kadar glukosa dalam darah sehingga suasana hati lebih stabil. Oleh karena itu, sarapan menjadi kebiasaan penting yang mendukung kondisi psikologis mahasiswa dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
3. Meningkatkan focus dan konsentrasi
Salah satu alasan penting untuk tidak melewatkan sarapan karena berdampak pada fungsi kognitif, terutama pada focus dan konsentrasi. Sebuah studi dari ahli gizi UGM (2023) menjelaskan bahwa jika seseorang tidur selama 8 jam tanpa makan dan minum otomatis kadar glukosa dalam tubuhnya akan menurun, padahal glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak.
Penelitian juga menunjukkan bahwa individu yang rutin sarapan cenderung memiliki performa kognitif yang lebih baik, terutama dalam hal daya ingat, focus, problem solving dan kecepatan dalam berpikir, Seperti sebuah studi oleh Benton dan Parker (1998) menunjukkan bahwa anak-anak yang sarapan menunjukkan performa yang lebih baik dalam tes memori dan konsentrasi dibandingkan yang tidak sarapan. Hasil serupa juga ditemukan pada mahasiswa dalam riset oleh Adolphus et al. (2013), yang mengaitkan sarapan dengan peningkatan fungsi eksekutif otak, yang mana hal ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk mendukung pemahaman materi selama perkuliahan berlangsung.
Dengan membiasakan sarapan, kita tidak hanya mengisi perut, tapi juga memberi ‘bahan bakar’ bagi otak untuk berpikir jernih, belajar optimal, dan menjaga suasana hati tetap stabil.
Komentar
Posting Komentar