Gut-Brain Connection: Saat Kesehatan Usus Menentukan Kesehatan Mental
Gut-Brain Connection: Saat Kesehatan Usus Menentukan Kesehatan Mental
Oleh: Zinta Dwi Safira
Belakangan ini, istilah gut-brain connection atau koneksi antara usus dan otak semakin sering dibahas dalam dunia kesehatan. Konsep ini menjelaskan bahwa sistem pencernaan, khususnya usus, ternyata memiliki peran penting dalam memengaruhi kondisi mental seseorang. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa komunikasi dua arah terjadi antara otak dan usus melalui saraf vagus, sistem imun, serta hormon yang dihasilkan oleh mikrobiota usus. Mikroorganisme baik yang hidup di dalam usus dikenal sebagai mikrobioma usus, mempunyai kemampuan untuk memproduksi berbagai senyawa kimia, termasuk serotonin dan dopamin, yang sangat berkaitan dengan suasana hati dan kesehatan mental. Bahkan, sekitar 90% serotonin tubuh diproduksi di usus, bukan di otak seperti yang selama ini banyak orang kira.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, muncul pula tren gaya hidup baru yang disebut psychobiotic diet. Diet ini berfokus pada konsumsi makanan yang menyehatkan usus agar kesehatan mental ikut terjaga. Jenis makanan yang banyak direkomendasikan meliputi probiotik seperti yogurt, kefir, tempe, dan kimchi; prebiotik seperti pisang, bawang putih, dan asparagus; serta makanan fermentasi dan tinggi serat. Di sisi lain, makanan ultra-proses, tinggi gula, dan alkohol justru bisa merusak keseimbangan mikrobiota usus dan berdampak negatif pada suasana hati.
Sebuah studi dari University of Oxford pada tahun 2024 mendukung pentingnya hubungan antara makanan dan kesehatan mental. Studi tersebut menemukan bahwa individu yang mengonsumsi makanan kaya serat dan probiotik secara rutin memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah, tidur lebih nyenyak, dan memiliki kemam puan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak. Manfaat menjaga kesehatan usus tidak hanya terbatas pada mental. Usus yang sehat juga berperan penting dalam memperkuat sistem imun, menstabilkan berat badan dan metabolisme, mengurangi risiko diabetes serta penyakit kronis lainnya, dan mengatasi gangguan pencernaan seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Dengan segala bukti ilmiah yang ada, jelas bahwa menjaga kesehatan usus tidak boleh dipandang sebelah mata. Gut-brain connection mengajarkan kita bahwa kesehatan mental bukan hanya soal pikiran, tetapi juga soal apa yang kita konsumsi setiap hari. Maka, sudah saatnya kita mulai memperhatikan pola makan sebagai bentuk perawatan diri yang menyeluruh. Mengatur asupan makanan bukan hanya soal menjaga berat badan, tapi juga menjaga pikiran agar tetap sehat, tenang, dan bahagia. Karena sejatinya, usus yang sehat adalah pondasi bagi tubuh dan jiwa yang kuat.
Komentar
Posting Komentar