PERAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM SOCIETY 5.0
PERAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM SOCIETY 5.0
Oleh: Hanuun Nabiilah
Perubahan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi tidak hanya berkaitan dengan perubahan fisik, gaya, budaya, namun juga terjadi dengan perubahan teknologi yang akan terus berubah seiring berjalannya zaman. Manusia sebagai makhluk intelek juga memerlukan sebuah proses belajar untuk mengasah dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Perubahan zaman telah membawa perbedaan yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi turut memaksa manusia untuk menyeimbangkan dan menjadi pribadi yang lebih mampu memahami perubahan yang ada. Salah satu perubahan yang terjadi ini adalah perubahan dari revolusi industri 4.0 terbarui menjadi society 5.0. Dimana saat di masa revolusi industri 4.0 masih menggunakan kecerdasan buatan sebagai komponen utama, sedangkan pada society 5.0 ini adalah masa dimana manusia dan teknologi akan selalu beriringan, manusia ditekankan sebagai komponen utama yang dapat berdampingan dengan teknologi yang ada
Banyak pengertian dari para ahli tentang society 5.0 ini. Diantaranya, Society 5.0 merupakan masyarakat informasi yang telah dibangun di atas Society 4.0, dan memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat makmur yang berpusat pada manusia (Harayama,2017). Selain itu pendapat tentang pengertian society 5.0 ini berasal dari Serpa (2018) yang menyampaikan bahwa Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi hubungan individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua orang melalui masyarakat super pintar (super smart society) ” (Serpa & Ferreira, 2018, paragraf 1). Society 5.0 adalah strategi pertumbuhan Jepang dan tidak terbatas pada Jepang, karena tujuannya sama dengan SDG. Tantangan yang telah dihadapi oleh Jepang, seperti populasi yang menua, angka kelahiran yang menurun, penurunan populasi dan infrastruktur yang semakin menua, merupakan tantangan yang pada akhirnya akan dihadapi banyak negara lain. Jepang adalah salah satu negara pertama yang telah menghadapi tantangan ini. Munculnya society 5.0 menuntut manusia digunakan untuk aktif dalam menggunakan teknologi dengan bijak, sehingga tidak terdapat kesan peran manusia digantikan robot. Setelah terjadinya pandemi yang membuat masyarakat harus membatasi aktivitas mereka, dan mereka pun tidak bisa bebas melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, contohnya seperti pembatasan bersosial dengan masyarakat. Dari hal itu hampir seluruh sektor di Indonesia ini telah menerapkan protek society 5.0.
Salah satu penerapan proyek society 5.0 dalam bidang kesehatan ini salah satunya adalah telemedicine. Telemedicine ini merupakan salah satu praktik penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dilakukan jarak jauh atau menggunakan teknologi komunikasi. Jadi para pasien bisa saja melakukan konsultan terhadap dokter atau pelayan kesehatan lainnya tanpa harus datang ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya. Mereka bisa melakukan secara virtual atau online. Seperti yang dikatakan Prof. Tono sebagai guru besar Universitas Padjajaran, “Telemedicine memang tidak bisa sepenuhnya menggantikan tatap muka. Akan tetapi pada keadaan tertentu contoh semisal jarak jauh, untuk kasus tertentu banyak sekali yang sudah menggunakan telemedicine,” kata Prof. Tono dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu: Telemedicine” yang digelar Dewan Profesor Unpad, Sabtu (26/6). Telemedicine ini sangat berperan pada masa pandemi covid 19 ini. Dalam era society 5.0 ini para mahasiswa, mahasiswa kesehatan masyarakat khususnya harus mampu bersahabat dengan teknologi teknologi yang berkembang hingga saat ini. Mungkin semua ini akan menjadi tantangan bagi mereka yang kurang mampu menggunakan teknologi modern yang ada.
Di era society 5.0 ini, banyak sekali akumulasi data yang nantinya akan berdampak pada sulitnya mencari data yang akurat dan aktual. Maka dari itu para mahasiswa harus pintar pintar memilih mana data yang asli dan mana data yang hoaks terutama pada mahasiswa kesehatan masyarakat contohnya pada epidemiologi. Dimana Ia harus mengumpulkan data data perkembangan kesehatan masyarakat seperti data masyarakat yang terpapar Covid 19, data yang digunakan harus benar benar data yang terbaru dan aktual.
Dalam era society 5.0 ini sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat, mereka harus berkontribusi menjadi garda terdapan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Ikut serta dalam kegiatan kegiatan seperti penyuluhan dan konsultan pada masyarakat, mengamati perkembangan gizi masyarakat, pencegahan penyakit menular yang ada di masyarakat. Hal tersebut juga akan mengasah kemampuan mereka sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat. Salah satu bukti nyata yang dilakukakan para mahasiswa kesehatan masyarakat adalah dengan adanya magang contoh kecilnya, Ia akan membantu bagimana para instansi kesehatan melayani masyarakat. Ikut serta dalam kegiatan kegiatan yang diadakan oleh layanan kesehatan sekitar.
Pada era revolusi industri 4.0 manusia sudah mengenal apa yang disebut teknologi seperti komputer dan internet. Namun pada era society 5.0 ini sendiri teknologi sudah merupakan bagian dari manusia itu sendiri. Teknologi seperti internet pun tidak hanya sekedar untuk mencari informasi saja, namun sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Para mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat harus mampu beradaptasi, berdampingan dengan teknologi yang ada. Mereka juga harus pintar pintar dalam menggunakan teknologi yang ada ini. Contoh pada internet, mereka harus pintar memilah mana informasi yang benar, aktual dan mana yang hoaks, diambilsisisisi yang positif, disaring dulu informasi yang ada. Apalagi jika informasi tersebut akan digunakan untuk membuat data masyarakat, seperti data perkembangan kesehatan di masyarakat, kebutuhan gizi masyarakat, atau bahkan data penyakit sedang mewabah di masyarakat, data yang digunakan haruslah data akutual dan data terbaru.
Komentar
Posting Komentar