PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF  ISLAM 

Oleh Alif Arfan Zamaludin 


(Sumber gambar : www.kompasiana.com)

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan  kondisi sehat, manusia bisa beraktivitas dengan nyaman dan berbuat banyak kebaikan. Sementara  manusia adalah makhluk yang kompleks yang terdiri atas unsur fisik, psikis, sosial dan spiritual. 

Remaja adalah fase peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dalam proses  menuju masa tersebut, tidak sedikit remaja yang berhadapan dengan gejala-gejala atau gangguan  kesehatan mental. Menghadapi situasi seperti ini, maka diperlukan upaya dalam memberikan  pemahaman kepada remaja dan solusi penanggulangan gangguan mental. 

Perkembangan zaman saat ini, memberikan dampak positif dan negatif terhadap  perkembangan anak dan remaja, termasuk perkembangan moral dan kesehatan mental pada tahap  perkembangan anak hingga remaja. Remaja memerlukan pengendalian diri dalam berpikir, bertindak,  bersikap, berdasarkan nilai-nilai agama khususnya dalam perspektif Islam. Mengembangkan dan  meningkatkan potensi kesehatan remaja khususnya kesehatan jiwa. 

Pada fase perkembangan remaja awal, pikiran berkembang menjadi pelarian, konseptual, dan  berorientasi pada masa depan. Masa remaja sebagai stadium operasional formal, banyak  menunjukkan potensi kreativitas luar biasa yang patut diungkapkan dalam karya tulis, musik, seni,  puisi, dan karya-karya positif atau produktif lainnya. Oleh karena itu, dengan besarnya potensi yang  dimiliki remaja, maka perlu adanya acuan peningkatan kesehatan jiwa menurut Psikologi dan Islam  melalui ibadah, agar tujuan hidup mereka sebagai pelajar menjadi terarah. Dalam hal ini menunjukkan  bahwa anak-anak dan remaja yang memahami dan menghayati pelaksanaan ibadah mampu mengatasi  permasalahan hidup yang dialami, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, menjaga hubungan  dengan lingkungan dan bersyukur kepada lingkungan. 

Menurut badan Kesehatan dunia (WHO), kesehatan mental ialah kemampuan adaptasi  manusia dengan diri sendiri dan dengan alam sekitar secara umum, sehingga merasakan senang,  bahagia, hidup dengan lapang, berprilaku sosial secara normal, serta mampu menghadapi dan  menerima berbagai kenyataan hidup.  

Peningkatan kesehatan mental remaja dalam perspektif Islam melibatkan beberapa aspek  penting. Beberapa poin yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut: 

Koneksi dengan Allah SWT. ( bertaqwa )  

Remaja Islam dapat meningkatkan kesehatan mental mereka dengan memperkuat  hubungan mereka dengan Allah SWT. Menjaga salat, membaca Al-Quran, dan berdzikir dapat  memberikan ketenangan pikiran dan hati.

Moral dan etika  

Ajaran Islam memberikan pedoman etika dan moral yang kuat. Remaja dapat  memperkukuh kesehatan mental mereka dengan mengamalkan nilai-nilai seperti kejujuran,  kesabaran, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. 

Masyarakat yang suportif  

Islam memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan emosional. Remaja dapat  belajar mengenali dan mengelola emosi mereka dengan bijaksana sesuai dengan ajaran Islam. 

Pendidikan emosional  

Islam memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan emosional. Remaja dapat  belajar mengenali dan mengelola emosi mereka dengan bijaksana sesuai dengan ajaran Islam. 

Pengembangan diri  

Islam mendorong umatnya untuk terus belajar dan berkembang. Remaja dapat  meningkatkan kesehatan mental mereka dengan mengejar pengetahuan dan keterampilan  yang bermanfaat, serta sejalan dengan nilai-nilai Islam. 

Menjauhi hal-hal negatif  

Islam menekankan untuk menjauhi hal-hal yang merugikan, baik itu dalam bentuk  pergaulan, media, atau kebiasaan buruk. Ini berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan  mental. 

Semua poin-poin ini bersumber dari prinsip-prinsip Islam yang mendukung kesehatan mental  remaja. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan  remaja dapat mencapai kesejahteraan mental yang optimal. Pada dasarnya bahwa tuhan kitalah yang  dapat menyembuhkan atau mengkokohkan suatu kondisi yang ada pada tubuh kita ini. Namun, kita harus bisa berikhtiar untuk tetap berusaha agar sesuatu yang allah kasih itu sesuai dengan  apa yang kita harapkan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16

Tidur Berkualitas: Fondasi Kesehatan dan Produktivitas

Cara Sederhana Mencegah Penyakit Menular di Lingkungan Kampus