DI UJUNG SENJA

 

DI UJUNG SENJA

Oleh: Ais Kamala


Ilustrasi foto diujung senja (Sumber: Bintang)

Di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, hiduplah seorang gadis bernama Andin, seorang gadis cerdas dengan segudang prestasinya baik dalam bidang akademis maupun non-akademis. Dengan bakat yang berlimpah, Andin harus menelan pahit kenyataan bahwasannya dia hanyalah gadis desa dari keluarga miskin. Meski dibesarkan dalam keterbatasan ekonomi, semangatnya untuk meraih mimpi tidak pernah padam. Setiap hari selepas pulang sekolah, Andin pergi ke kaki gunung dengan menggiring kambing-kambing peliharaanya, bagaimanapun binatang tersebut yang berjasa dalam pembiayaan pendidikannya. Andin hanya bisa berteduh dari teriknya sang surya dibawah pohon sambil memandang buku tebal berjudul “Bank Soal UTBK-SNBT” dan sesekali memantau kambingnya. Meskipun terkadang langit bersahut-sahutan menyalakan kilatnya dan menurunkan tetes demi tetes airnya, dia tetap tegar melangkah, percaya bahwa kesulitan hanyalah ujian untuk mencapai impian.

Pendaftaran masuk Perguruan Tinggi telah berlangsung, berbekal prestasi dan nilai - nilai yang cukup baik Andin memberanikan diri untuk mendaftarkan diri di kampus impiannya, FK-UGM. Siapa sangka, Andin dinyatakan lolos seleksi, akan tetapi takdir berjalan tak sesuai keinginannya, dikala ia harus membayar uang masuk kuliah, ayahnya sakit keras yang membutuhkan biaya cukup tinggi, sehingga kambing yang selama ini dia rencanakan untuk membayar uang kuliah harus digunakan untuk membiayai pengobatan ayahnya. Dengan lapang hati Andin melepaskan impian tersebut. 

Suatu hari, Andin mendengar tentang peluang beasiswa masuk Perguruan tinggi, dengan tekad untuk mengubah nasibnya menjadi penerang di tengah keluarganya, Andin memberanikan diri untuk mendaftar beasiswa tersebut. Dalam perjuangannya, Andin tidak hanya menghadapi beberapa tahap ujian akademis tetapi juga ujian hati. Beberapa kali, keraguan ingin menyerah merayap dalam pikirannya, namun dia selalu mengingat keluarganya dan mimpi untuk memberikan kehidupan yang lebih baik. Dengan hati yang penuh tekad, Andini memutuskan untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut hingga akhir. 

Tiba saat pengumuman beasiswa, rasa gugup menggelayut di hati Andin. Seperti halnya pepatah mengatakan “Hasil tidak akan menghianati usaha” perjuangan Andin selama ini membuahkan hasil manis, dengan tercantumnya nama Andin sebagai salah satu penerima beasiswa tersebut. Andin dinyatakan lolos di Universitas Indonesia pada jurusan Kedokteran dengan beasiswa penuh hingga lulus. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya, baginya ini bukan hanya sebuah kemenangan pribadi, tetapi juga kemenangan bagi keluarganya dan desa kecilnya.

Andin menempuh pendidikan di kota dengan semangat juang yang sama. Meski terpisah dari keluarga dan desanya, dia menjalani setiap ujian dengan kepala tegak dan hati yang tulus. Setiap pelajaran menjadi langkah lebih dekat menuju mimpinya. Seiring berjalannya waktu, Andin berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi gemilang, dan pernah menjadi seorang dokter di salah satu Rumah Sakit terkenal di ibu kota. Kini ia kembali ke desanya untuk membangun kliniknya sendiri, dan berhasil menjadi sosok inspiratif, membawa harapan bagi mereka yang masih berjuang. Kisah perjuangan gadis miskin ini tidak hanya meraih mimpinya, tetapi juga menjadi cahaya bagi orang-orang di sekitarnya, membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, setiap mimpi bisa terwujud, meski bermula dari tanah yang keras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16