Let’s Genuinely Hate Each Other

Let’s Genuinely Hate Each Other 

Oleh: Faradisa Meryam


(Sumber Gambar: Bonvitastyle.com)

Saling benci dengan baik kadang memang cara manusia untuk meresapi kemanusiaan mereka yang belum sempurna. Kesal terhadap hal-hal sepele jugasebenarnya menunjukkan bahwa perasaan kita masih hadir. Pun, menerima bahwabelum bisa memaafkan adalah bagian dari proses menjadi manusia yang terus mencoba.

Sama, kok. Bukan cuma kamu yang masih belum bisa memaafkan banyak hal, masih kesal kalau ada orang yang mengedepankan perasaan dalam keputusan, masih kesal kalau orang mengajukan pertanyaan tapi tidak pakai logika, masih suka kesal kalau harus minta bantuan, dan masih banyak lagi. Tapi, kesal ‘kan juga perasaan. Benci juga perasaan.

Di awal tahun, kita bisa mendadak berkontemplasi dan mengingat banyak hal. Barangkali masih belum bisa memaafkan, perlukah kita terbebani perasaan seperti itu? Bisa jadi bukan hanya suka dan cinta yang menghiasi hari-hari kita, tapi benci juga.

Dont get me wrong, it is not like i'd love to prepared any revenge or stuff, but genuinely hate each other is another way to makes us feel... "human".

Kalau bisa dielaborasi, mungkin benci dan tidak menyukai seseorang juga bisa jadi cara kita menerima diri sendiri. Fakta bahwa kita belum mampu memaafkan, menyayangi, dan memaklumi kesalahan semua orang adalah tanda bahwa kita masih manusia. Tanda bahwa kita masih makhluk yang lemah.

Jadi besok, atau mungkin bulan depan, deh. Kita coba terima lagi bahwa kita masih manusia yang mencoba. Hitung-hitung hemat energi, tidak terus-terusan menghakimi diri sendiri untuk selalu melapangkan hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16