Pandemi Melanda, Kader Bisa Apa……?
Pandemi Melanda, Kader Bisa Apa……?
Oleh: Dadang Mulyana
Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan sosok makhluk kecil yang berhasil menghempaskan kiprahnya dikehidupan nyata. Apa itu…? Yups benar sekali dia adalah Virus Korona 19 atau orang sering menyapanya dengan sebutan Covid-19. Covid-19 atau kepanjangan dari Corona Virus Desease 2019 merupakan salah satu jenis penyakit menular baru yang disebut dengan SARS-CoV-2 disebabkan oleh sindrom pernafasan akut corona virus, secara gampangnya yaitu penyakit yang mudah menular melalui cairan droplet atau percikan dari seseorang ketika batuk, berbicara, maupun bersin yang menyerang organ pernafasan. Sebenarnya masalah tersebut bukan pertama kalinya hadir dimuka bumi ini, namun sudah ada sejak tahun 1973 yang menyebabkan peradangan bronkus pada unggas, ya… dulu korona hanya menyerang pada unggas namun seiring perkembangan zaman yang menjadikan virus ini bisa bermutasi kemudian dapat memaparkan pada manusia. Akhir- akhir ini issu tersebut juga dikabarkan erat hubunganya dengan adanya istilah pandemi. Apa itu pandemi…? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban, tidak hanya di satu negara saja lho…! melainkan muncul di berbagai negara. Dahulu Corona virus termasuk jenis wabah saja karena hanya menjangkit di negara tertentu seperti China, Netherlands, Hong Kong, namun saat ini dikatakan sebagai pandemic karena telah menjangkit berbagai negara bahkan hampir merambah ke seluruh dunia.
Akibat dari adanya pandemi ini sangat berpengaruh dengan aspek tatanan kehidupan, baik tatanan pemerintahan, kelola masyarakat, bahkan berimbas terhadap pemenuhan kebutuhan pribadi. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak akan pandemi ini dimana harus merelakan alokasi finansial dan olah jasa dengan mengerahkan kekuatan dari berbagai sektor dalam menangani masalah tersebut. Semua sektor dalam lingkup pemberantasan pandemic covid-19 di Indonesia akan terus berkerjasama dalam upaya mengendalikan penyebaran dan mengusir jejak virus korona di hantaran tanah Indonesia.
Hingga saat ini masalah covid-19 belum juga reda, bahkan malah semakin kesini semakin meledak, pemerintah telah berupaya mencarikan solusi guna pemecahan masalah pendemi ini, tenaga kesehatan yang menangani pasien positif korona pun sudah kualahan, banyak masyarakat yang acuh terhadap aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah, itu semua harusnya sebagai cerminan diri dan tentunya masih membutuhkan keprihatinan dari seluruh sektor salah satunya adalah pemuda/ kader yang menjadi tonggak keberhasilan dalam menangani pandemi ini. Kader merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berada dibawah suatu organisasi dibentuk, dilatih, dan dipersiapkan keterampilan dan disiplin ilmu sedemikian rupa dengan tujuan sebagai pemuda penerus estafet perjuangan organisasi tersebut. Siapa kader yang dimaksud dalam hal ini…? Benar sekali…! dia adalah Kader Nahdatul Ulama. Dalam hal ini kader Nahdatul Ulama dibentuk, dipersiapkan dalam kaitanya sebagai penerus perjuangan alim ulama demi menyongsong keberlangsungan hidup agama dan bangsa di masa mendatang.
Melihat kondisi dan situasi seperti saat ini, peran aktif kader selaku pemangku kebangkitan umat diharapkan juga sebagai obat bagi masyarakat, menumbuhkan sikap keadilan, dan selalu menebarkan energi positif untuk semua yang demikian itu adalah cerminan sosok kader yang bermartabat. Sebagaimana telah dikatakan dalam pepatah “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan” bahwa nasib bangsa kedepan ditentukan oleh seberapa besar sumbangsih yang diberikan oleh pemuda atau kader penerus perjuangan bangsa. Apalagi zaman milenial seperti saat ini harusnya kader dapat menginstal peradaban menuju kearah yang lebih updet agar segera move on dari zaman kuno dengan ketertinggalanya. Jika menilik kebelakang bisa dilihat sejarah ketika panji- panji muda pernah berjaya dalam tinta sejarah islam. Perjuangan penuh kobaran semangat telah mengabdikan nama mereka dalam catatan emas sejarah darah juang. Salah satu tokoh inspiratif itu adalah Usman bin Zaid, dalam usianya yang masih 18 Tahun beliau telah menjabat sebagai pemimpin pasukan yang mana anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar bahkan terkuat pada masa itu. Usamah merupakan panglima islam yang tercatat sebagai panglima islam termuda sekaligus pengima terakhir yang pernah ditunjuk secara lansgung oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan sirah tersebut menjadi salah satu bentuk bukti nyata kiprah seorang pemuda atau kader dalam menebarkan eksistensinya di kehidupan nyata. Pemuda seperti itulah yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pemuda zaman sekarang, periode bukan dijadikan sebagai tindasan untuk masalah berjuang, akan tetapi niat kuat dan tekat bulat yang menjadikan itu semua berbuah kejayaan.
Lalu apa kaitanya antara pandemic dengan kader Nahdatul Ulama…? Dalam lingkup pemutusan rantai penyebaran pandemic Covid-19 di Indonesia kader Nahdatul ‘Ulama dapat berperan dalam kegiatan- kegiatan sebagai berikut:
Menjadi pionir dakwah,
Salah satu peran kader Nahdatul Ulama paling utama adalah menjadi pionir atau penggerak dakwah di lingkungan sekitar. Pandemic Covid-19 menjadi prioritas masalah oleh pemerintah Indonesia saat ini, adapun salah satu programnya yaitu social distancing yang menghimbau masyarakat untuk berjaga jarak sosial, beraktivitas dirumah, belajar dirumah, kerja dirumah, bahkan harus berdiam diri di rumah untuk beberapa waktu. Kemudian program Lock Down yang memungkinkan untuk menutup daerah setempat, menutup tempat- tempat umum, meniadakan kegiatan kumpul- kumpul. Lalu bagaimana dengan agenda ibadah orang Islam seperti salat berjamaah, pengadaan majelis ilmu…? Tentunya sangat berpengaruh bukan, menurut hasil survey riset menunjukan bahwa salah satu profesi yang sukses untuk mempengaruhi masyarakat dalam penyuluhan pencegahan covid-19 adalah ulama, mubaligh, atau da’i. - da’iyah, untuk itu peran kader Nahdatul Ulama disini sangat dibutuhkan guna sebagai penyeru kebaikan, dengan tetap menjaga ibadah, mengingatkan keluarga, orang terdekat, bahkan dengan orang di lingkungan sekitar kita untuk tetap menjalankan ibadah, menjaga iman, menguatkan aqidah, dan sebagai penebar kebaikan tentunya memberikan aura positif ke semua orang.
Dalam suatu daerah tidak menutup kemungkinan terdapat orang yang terkena virus korona ini, untuk itu salah satu bentuk dakwah seorang kader Nahdatul ‘Ulama yang paling dasar ialah menjadi pionir kebaikan untuk tidak menghujat atau mengucilkan dan selalu mendukung penderita agar segera membaik dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sebenarnya hal tersebut hanya sebagai contoh kecil dalam kegiatan penyeru kebaikan dan mungkin masih banyak lagi yang bisa dilakukan guna mendapat ridho dari Allah SWT.
Be Preventive atau berperilaku pencegahan
Sebagai garda terdepan pemutus rantai penyebaran pandemic kader Nahdatul ‘Ulama diharapkan dapat berperilaku pencegahan terhadap diri sendiri. Dalam Konsep kesehatan ditampilkan bahwa “Sehat dimulai dari diri sendiri” adapun maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa seseorang apabila menginginkan kondisi badan sehat maka harus dimulai dari pribadi masing masing yang mana dengan melaksanakan anjuran program hidup bersih dan sehat seperti memakan makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik, dan lain sebagainya. Setelah dirasa kondisi pribadi sudah sehat baru dilanjutkan dengan keluarga bahkan dengan orang yang berada disekelilingnya.
Upaya pencegahan terhadap pandemic corona virus dapat dilakukan dengan selalu mengikuti perintah Allah Subhanahu wata’ala dan melakukan ibadah sesuai tuntunan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum atau sesudah melakukan kegiatan, menutup area hidung dan mulut yang disinyalir sebagai tempat awal masuknya virus kedalam tubuh dengan cara menggunakan masker, menerapkan etika batuk dan bersin yang benar yaitu dengan menggunakan tissue atau menggunakan lengan bagian dalam, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang (sayuran, lauk pauk, dan nasi), selalu ikuti aturan serta arahan dari pemerintah dan protokol kesehatan.
Berantas berita hoax
Peran kader Nahdatul ‘Ulama juga sangat dibutuhkan untuk menangani masalah satu ini. Berita hoaxs merupakan informasi, siaran, serta kabar yang belum tentu benar adanya atau berita bohong. Zaman modern seperti saat ini semakin majunya ilmu pengetahuan, dan tekhnologi juga semakin maraknya tindakan kriminal seperti pembodohan publik melalui media massa. Orang dapat semena- mena melakukan aksinya melalui media sosial yang mana sasaranya adalah semua kalangan. Untuk itu kader atau orang terdidik sangat dibutuhkan jasanya dalam mengatasi dan memberantas berita bohong.
Dalam konsep islam sebenarnya sudah diajarkan atau dihimbau untuk berhati- hati dan menghindari berita hoaxs, yaitu terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat[49] ayat 6 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”. Dalam ayat tersebut menghimbau kepada orang-orang yang beriman untuk selalu memilah dan memilih secara selektif suatu berita yang kita terima mungkin belum tentu benar atau hoaxs, karena hal itu dapat mengundang fitnah, meretakkan persaudaraan, menimbulkan permusuhan, dan memperlebar sayap permusuhan, bahkan mengandung banyak mudhorotnya.
Pernah terdapat kasus hoaxs kaitanya terhadap kasus pandemic covid 19. Menteri komunikasi dan Informasi RI yaitu bapak Jhony G Plate menuturkan bahwa dalam masalah pancemi covid-19 ini sudah terdapat kasus hoaxs sebanyak 554 kejadian yang bersumber dari berbagai platform atau situs online, salah satu kejadianya yaitu berita tentang “Berjemur dapat mencegah penularan Virus Korona”, akibat dari adanya berita tersebut banyak masyarakat jadi berbondong bondong mengikuti aktivitas tersebut. Dokter Ahli Gizi dan Magister Filsafat , Dr dr Tan Shot Yen M.Hum membatah adanya pemahaman tersebut, beliau menuturkan “Berjemur badan atau menjemur atau kena matahari itu tidak sama dengan bayangan menggoreng virusnya”, memang benar terdapat virus yang dapat mati akibat terpapar sinar ultraviolet dan karena direbus dengan suhu yang tinggi namun tidak berlaku untuk virus korona di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas di Prancis menuturkan bahwa virus korona tetap hidup di suhu 92 derajat celcius, dibandingkan dengan keadaan Negara Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dan yang paling maksimal suhunya mencapai 40 derajat celcius. Hal itu menjadikan asumsi kuat bahwa belum sepenuhnya dapat mematikan virus korona ini. Namun berjemur dapat bermanfaat buat kesehatan lho… berjemur dapat menghasilkan vitamin D3 yang dibutuhkan oleh tubuh, yang mana guna membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor yang oenting untuk membangun dan menjaga ketahanan tulang. Oleh karena itu jangan sampai kita terjerumus sebagai penyebar berita hoaxs, tetap selektif dan jangan lupa selalu menebar kebaikan.
Mensosialisasikan pencegahan penyebaran pandemic covid-19
Peran kader sangat dibutuhkan sebagai pemegang estafet ilmu terkait tindakan pencegahan atau tergabung dalam cabang kegiatan promotive. Sebagaimana juga telah disinggung dalam hadist yaitu dari Abdullah bin Amr Radhiyaallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi Shallallaahu ‘Aalaihi wa Sallam bersabda, yang artinya “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” Hadis Riwayat Imam Al-Bukhori. Dari hadist tersebut mengandung arti bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk menyampaikan perkara agama dari beliau. Dalam hal ini tentunya menyampaikan sesuatu berita atau kabar yang baik dan nantinya diharapkan dapat bermanfaat buat orang lain.
Kader disini juga diharapkan sebagai agent of change, yaitu pihak yang mendorong adanya transformasi dunia kearah yang lebih baik, dalam kaitanya sosialisai pencegahan penyebaran pandemic covid-19 dapat dilakukan melalui media dalam jaringan atau biasa disebut dengan media sosial, cara tersebut dirasa paling tepat untuk diterapkan dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu physical distancing dengan tetap menjaga jarak dan tidak berinteraksi secara dekat dengan orang lain. Adapun sasaran akan sosialisasi ini yang paling khusus yaitu keluarga, saudara, teman dekat, tetangga dan orang orang di sekitar kita, namun alangkah lebih baik dapat mencakup orang-orang di luaran sana, tentunya orang awam yang sangat membutuhkan informasi terkait pandemi ini.
Menjadi Relawan kemanusiaan
Selain melakukan kegiatan- kegiatan seperti yang sudah disebutkan, berikut ini terdapat kegiatan yang secara langsung bisa terjun dimasyarakat, apa saja yang dapat dilakukan…? Nah…salah satunya dengan andil mengikuti agenda daerah masing- masing seperti menyemprotan desinfektan di tempattempat umum seperti masjid, sekolah, pendopo, pasar, super market, dan lain sebagainya. Penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19, bagi- bagi masker gratis, pengadaan manajemen masjid atau tempat ibadah yang aman terhadap covid-19, atau bisa juga sebagai jasa pengantar bahan makanan yang dibutuhkan oleh Orang Dalam Pantauan (ODP) yang sedang isolasi diri di rumah.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan seperti diatas, dapat dijadikan sebagai acuan penting bahwa peran kader Nahdatul ‘Ulama dalam menghadapi pandemic covid-19 ini sangat dibutuhkan, menimbang semakin kesini semakin banyak peningkatan jumlah kasus positif di Indonesia. Sebagai kader yang aktif diharapkan dapat menjadi garda terdepan pemberantas masalah bangsa juga diharapkan untuk mengkorelasikan, serta mengaplikasikan ilmunya dikehidupan sehari-hari tentunya sesuai perintah Allah SWT juga tuntunan Rasulullah SAW.
Salah satu tonggak keberhasilan pemberantasan pandemic covid-19 di Indonesia tertuju pada kekompakan seluruh instrumen yang ada pada bangsa ini, salah adalah pada diri kader Nahdatul ‘Ulama, untuk itu sudahkah kita sebagai kader Nahdatul ‘Ulama andil menyumbangkan raga kita dalam penanggulangan pandemic ini…? Jika sudah, selamat anda telah mendapatkan apa arti pengabdian bangsa yang sesungguhnya, jika belum mari sama- sama kita sumbangkan aliansi diri kita kepada bangsa ini. Jadilah kader yang diharapkan oleh zaman sekarang yang dapat menghadirkan manfaat bagi umat, tidak harus terbatasi dengan besar kecilnya apa yang telah diberikan, tetapi haruslah diniati dengan ke-ikhlasan, sikap rendah hati dan dilaksanakan dengan nilai-nilai kebaikan. Pada akhirnya tetaplah menjadi kader yang diharapkan bangsa, jangan pernah berharap apa yang bisa bangsa berikan untuk kita, tetapi berfikirlah apa yang bisa kita berikan untuk bangsa!.
Salam santun dari kami, terimakasih atas perhatianya, semoga pandemic covid-19 di Indonesia cepat berakhir semuanya bisa kembali normal seperti biasanya, apabila ada kurangnya itu datangnya dari pribadi saya dan kebenaran hanyalah milik Allah Subhanahuwata’ala semata.
Keren
BalasHapus