Kuala Lumpur Punya Universitas di Tengah Perkebunan Kelapa Sawit

 Perkebunan Kelapa Sawit Kuala Lumpur Punya Universitas Tengah


     Selain memiliki wisata yang beragam dan transportasi yang nyaman, Kuala Lumpur punya universitas dengan fasilitas lengkap yang terletak di tengah perkebunan kelapa sawit.

Beberapa bulan yang lalu, saya mengunjungi Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim Malaysia, tempat tante saya mengemban pendidikan s2. Kala itu merupakan saat pertama saya menginjakkan kaki di negeri orang.
Setelah melakukan penerbangan internasional dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh ke Bandara Kuala Lumpur Malaysia yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam lebih, pesawat yang kami tumpangi pun landing dengan mulus. Warga negara dari berbagai dunia di mana pun dijumpai saat imigrasi dan saya membeli tiket Bus Bandara ke Pudu Sentral. Kesan pertama saat saya melihat Malaysia adalah sangat modern dan sangat bersih serta perancangan kota tertata dengan rapi, transportasi moda juga sangat mudah dicapai. Mulai dari Bus, Monorel, MRT, Kereta Api dan juga ada transportasi tradisional seperti becak dan lain sebagainya. Sesampainya di Pudu Sentral, saya melanjutkan perjalanan ke Tanjung Malim, yang jaraknya sekitar 15 km dari Kuala Lumpur.

        Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam dengan tol. Tiba di Tanjung Malim, ada kampus yang terdapat di dalam sebuah desa, Universitas Pendidikan Sultan Idris. Saya banyak bertemu dengan mahasiswa s2 asal Indonesia yang rata-rata sudah berumah tangga. Saya ikut dengan salah satu mahasiswa s2 yang melakukan rapat perkumpulan PPI Malaysia cabang UPSI. Saat itu saya merupakan yang termuda dan mereka menganggap siswa baru. UPSI juga menyediakan banyak asrama yang lantainya hingga 10 lantai, juga berfasilitas sangat lengkap, mulai dari mesin cuci yang otomatis, wifi, serta bus gratis untuk mahasiswa. Universitas ini terletak di antara perkebunan sawit yang mana pada malam hari terasa sangat dingin. Universitas ini juga memanjakan mahasiswanya dengan menyediakan fasilitas olahraga bola, basket, voli, kolam renang, lapangan badminton, serta track jogging yang nyaman. Universitas ini juga menyediakan TK untuk anak anak dari mahasiswa bersekolah UPSI.

       Saya juga singgah di Masjid Jame 'di pusat kota yang jika dilihat sekilas mirip desain arsitekturnya mirip dengan bangunan Masjidil Haram Madinah. Sungai di samping masjid juga dipasang dengan kabut air buatan yang sangat indah dipandang jika terpapar sinar matahari yang dilarang pelangi-pelangi kecil.Setelah menyusuri Masjid dan berfoto foto, saya menjurus ke Jalan Petaling. Di mana ikon layangan raksasa terpasang di gapura pintu masuk pasar Petaling Street dikenal dengan jajanannya dan barang barang murah. Saya bersama tante membeli Milo Cube yang jarang ada di Indonesia untuk oleh-oleh. Malamnya menuju ke Suria KLCC dengan menggunakan MRT, saya makan malam dengan membawa bekal dari rumah agar hemat anggaran.

     Makan malam di bawah gemerlapnya lampu-lampu menara Petronas sangat menambah kenikamatan makan malam kami. Semakin malam wisatawan yang berkunjung kesini semakin ramai. Sampai-sampai, saya harus mengantri untuk mendapat angle spot yang bagus. Begitulah malam saya di sekitar KLCC, memandang indahnya malam ditemani dengan sibuknya wisatawan asing yang sedang mengambil foto. Saya sudah bisa membayangkan ketika saya makan malam di bawah gemerlapnya cahaya yang saling berpantulan dari kaca gedung pencakar langit dunia, Burj Khalifa yang berada di Dubai. Ditemani dengan udara panas di kolam depan gedung pencakar langit. Dubai memiliki banyak sekali tempat wisata yang tak kalah menatik dari Malaysia. Ada zona nyaman bagi bagi wisatawan untuk mengeksplor keindahan di suatu negara. Saya yakin suatu saat nanti saya akan terbang ke Dubai bersama Emirates untuk menjelajah indahnya Dubai.

-Muhammad Akmal Maula

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16