Rindu yang Getir
Tak ada sapa
Hanya praduga selalu bersemayam
Di dalam kepala dan dada
Laksana ombak di lautan
Payau dirasa tak bertuan
Panas mata dirasakan
Air mata keluar dilukiskan
Keluh yang semakin tersebarkan
Bingung yang tidak terjelaskan
Pikiranku menggantung
Bagai mendung
Sedangkan rindu ini ialah petir
Yang semakin terasa getir
Kedewasaan kita kah
Atau takdir kah
Yang sengaja
Mengajak kita
Untuk sesaat berteduh dari lara
Bolehkah aku bertanya?
Pada kelamnya hati yang karang
Pada tutur kata yang memisah
Akankah halusinasi ku menjadi nyata
Dimana cakap-cakap kita,
Tak ada kata paksa.
Masih bolehkah, hati ini berharap?
Iya,,,aku disini takkan jadi hal yang basi
Aku disini masih berharap kasih
Dari mayat yang penuh duri.
Rabu, 11 November 2020, Atambua
~Ashari.
mantab keren bgt ;)))
BalasHapusDari mayat yg penuh duri...
BalasHapusngena bnget
BalasHapusmakasih ya puisinya. hihi
BalasHapusCool
BalasHapusSo good
BalasHapusMantabb mantabb
BalasHapusMabroooo
BalasHapusMantullĺllll
BalasHapusmantapp
BalasHapusLumayan mengisi senjang
BalasHapus