Psychology Skill Era Milenial : Kesan Ilmu Inspiratif Bahrul Hayat Ph.D


Kesan pertama pada tanggal 26 Juni 2019 begitu berharga pada setiap waktunya, pembahasan yang menuai banyak pertanyaan-pertanyaan positif. Ketika selesai berbagai tugas kampus saya mengikuti seminar. Dengan banyak pengunjung yang begitu antusias, tak lain pembicara dalam seminar tersebut adalah dosen yang dikagumi para mahasiswa karena kharisma dan kecerdasan yang sangat memberi inspirasi, yaitu Bapak Dr. H. Bahrul Hayat Ph.D dosen mata kuliah Psikometri Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Seminar yang dilaksanakan di Teater Prof. Dr. Hj. Zakiyah Daradjat Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memberikan tema yang sangat bagus dan menarik bagi dunia Psikologi, yaitu Development and Assesment dimana berbagai pembahasan yang sangat krusial dalam penerapan skill mahasiswa. Pembahasan tersebut ternyata bukan hanya tentang development and assessment saja, namun keilmuan Psikologi yang dibahas dengan begitu apik serta cerita singkat perjuangan Bapak Bahrul Hayat menggapai gelar Ph,D nya Memberikan ilmu yang berharga dan kesan inspiratif dengan pembahasan yang sangat kompleks dari berbagai sisi Psikologis, merupakan hal yang sangat berharga bagi setiap insan akademis. khususnya mahasiswa Psikologi UIN Jakarta untuk menjadikan pembelajaran. 

Sebelum memasuki pembahasan seminar, Bapak Bahrul menceritakan perjuangannya menggapai gelar Ph,D nya, beliau pernah mempunyai komitmen kepada seseorang yang dipercayainya bahwa Ia harus mampu menempuh pendidikan di 3,5 tahun di Universitas Chicago, Amerika Serikat dengan program beasiswanya. Bapak Bahrul percaya bahwa kerja keras akan membuahkan hasil yang baik. Beliau mengatakan, Universitas Chicago di sana memang banyak sekali orang-orang pintar, bisa saja lulus dengan waktu yang cepat. Namun, hal itu bukan jaminan untuk lulus dengan baik. Ada hal penting lainnya yaitu grid (merupakan pembahasan tentang keberhasilan, dimana kesuksesan bukan dipacu dari IQ atau intelligent, tetapi dari usaha dan daya juang dalam mencapai keberhasilan) dan kerja keras. 

Kemampuan era milenial, khususnya para mahasiswa jika setelah lulus apa yang harus dimilikinya. Beliau menjelaskan bahwa hal yang sangat penting adalah kemampuan non-kognitif. Uang yang kamu dapatkan setelah lulus adalah dari kemampuan yang seimbang antara kognitif dan non-kognitif skill. Kemampuan kognitif, kamu bisa dapatkan dari hasil belajarmu seperti critical thinking, Intelektual dan sebagainya. Baiknya kamu juga harus memiliki non-kognitif skill salah satunya etos kerja, semangat, strategi pemikiran metakognisi (memikirkan setiap sudut pandang), motivasi, ketajaman empati, kemauan, coriousty, sikap dan sebagainya. Dikatakan bahwa non-kognitif skill lahir dari proses kehidupan, orang yang memiliki non-kognitif skill pasti Ia juga memiliki kognitif skill. Tetapi sebaliknya, jika orang yang memiliki kemampuan kognitif skill belum tentu mempunyai non-kognitif skill yang good. Tetapi jangan ragu untuk mengembangkan non-kognitif, hal tersebut beliau katakan bahwa non-kognitif bisa dikembangkan. 

Beliau menjawab beberapa point bahwa IQ itu merupakan given, kita dapat menilai IQ seseorang dari bagaimana dirinya berbincang dengan kita. Maka terlihat big five personality. non-kognitif itu bisa dikembangkan. Berbagai hal yang beliau jelaskan, tak luput dari kecerdasan. Kecerdasan anak ditentukan dari perjalanan proses masa kecilnya. Bagaimana keluarganya menanamkan sifat-sifat pembentukan yang baik antara IQ, EQ, SQ, maka dipastikan hal tesebut akan menentukan masa depannya ketika sudah dewasa. Dan pendidikan masa kecil menentukan masa depan anak.

Dijelaskan oleh beliau, hal terpenting lainnya adalah setiap individu juga harus memiliki social skill yang artinya pada saat kamu bekerja, kemampuan sosialmu harus good. Tanda Social Skill dirimu bagus adalah kehadiranmu sangat ditunggu-tunggu oleh rekan-rekan kerjamu. Perhatikan media sosialmu, tukasnya. Media sosial menjadi sebuah personality dirimu. Sebuah point yang disampaikan olehnya bahwa terkait personality bahwa semakin seseorang bertambah umurnya semakin sulit kepribadiannya untuk diubah. Kawan-kawanmu, rekan-rekan kerja ataupun atasanmu tahu bagaimana kepribadian dirimu sebenarnya melalui media sosial. Perhatikan chat whatsApp mu. Chat dapat mengungkapkan kepribadian dirimu. Kita diamanatkan oleh beliau untuk mempelajari pula tentang positive Psychology (Perspektif ilmiah tentang bagaimana membuat hidup lebih berharga. Tujuan yang ingin dicapai pada kajian Psikologi positif adalah kebahagiaan (happiness). Kebahagiaan pada manusia, meliputi perasaan positif (enjoyable) dan kegiatan positif tanpa unsur perasaan (keterlibatan). 

Di era milenial, kemampuan kognitif saja tak akan cukup memenuhi skill terbaikmu. Di zaman ini, masyarakat semakin cerdas. Setiap Individu harus mampu mengelola diri. Fisik dan mental yang sehat keduanya harus seimbang. Seseorang akan lebih tertarik atas sikap empati dan social skill (non-kognitif skill) yang terlihat dari diri kita. Kerja keras dan ikhtiar adalah hal yang sangat penting. Pembahasan tersebut di akhiri dengan kalimat positif bahwa beliau mengatakan hanya orang-orang positif yang memperoleh hal-hal baik.     

Oleh: Nia Listiani Apriliani
nia.listiani16@mhs.uinjkt.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16