5 Kisah Saya Tentang Jatuh Cinta
(Terinspirasi dari 25 Hal Tentang Cinta Saya – Brian Khrisna)
1/
Saya pernah mencintai seorang lelaki berandal. Jarang masuk kelas, nilainya parah, bahkan penampilannya seperti anak jalanan. Orang-orang mencela ketika tau saya mencintainya, sedangkan saya mencela karena mereka tidak pernah mengerti betapa tangguhnya lelaki itu menghadapi kerasnya dunia. Mereka tidak pernah tau, lelaki berandal yang saya cintai mesti menjaga ibunya yang sakit serta menyekolahkan kedua adik perempuannya seorang diri.
2/
Saya pernah mencintai seseorang yang bahkan tidak pernah mencintai saya. Saya selalu menunggu saat dimana dia mungkin akan mencintai saya, meski nyatanya saat itu tidak pernah benar-benar ada. Saya bahkan dengan sabar menatap senang dari kejauhan saat tau dia telah memilih orang lain sebagai kekasihnya. Lucunya, betapapun saya tahu akan terluka, saya tetap mencintainya.
3/
Saya pernah mencintai senior saat SMA. Sosok sabar yang bahkan tidak pernah sekalipun membentak saat saya membuat kesalahan. Tutur katanya lembut, matanya meneduhkan. Kami sempat menjalin hubungan begitu lama, cukup untuk membuat rasa cinta saya begitu dalam tinggal di relung rasa. Sampai akhirnya, secara mendadak ia pindah sekolah dan tak lama kemudian memberikan kabar jika dia telah mencintai orang lain, teman masa kecilnya.
4/
Saya pernah mencintai sahabat saya sendiri. Orang-orang bilang kami cocok, mungkin karena kami sudah terbiasa bersama. Saat itu saya berpikir bahwa dia akan menjadi pelabuhan terakhir saya. Sebelum saya tahu jika dia berbohong tentang masih mencintai perempuan dari masa lalunya. Saya tahu saya bodoh meninggalkannya, karena saat itu juga saya tidak hanya akan kehilangan sosok yang saya cintai, melainkan juga seorang sahabat. Tapi, saat saya menyadari bukan hanya kali ini ia berbohong, hati saya mendadak tidak siap untuk menerima kebohongan lain miliknya.
5/
Saya pernah mencintai lelaki hanya karena merasa begitu nyaman saat mendengarkannya bicara. Dia adalah orang pertama yang membuat saya menanggalkan rasa gengsi sebagai perempuan untuk menghubunginya lebih dulu. Saya pernah hampir kehilangannya, sebelum akhirnya dia menyadari perasaan saya kemudian perlahan membalasnya. Beberapa bulan yang lalu saya tahu jika dia juga mencintai saya sejak lama. Saat ini saya masih bersamanya, dan masih setia berdoa tentang kesempatan untuk menua bersamanya.
-Fa-
Saya juga pernah mencintai...... dulu
BalasHapusSaya pernah mencintai penulis blog, penulis koran. Dulu. Sekarang tidak. Gak tau besok
BalasHapusCinta tdk harus memiliki, karena hakikatnya cinta adalah kembali kepada Sang Pencipta
BalasHapusSaya juga pernah mencintai, dulu. Tapi sekarang lagi enggak, ga tau kalo udah sarjana besok.
BalasHapusMemang sangat benar mencintai tak harus memiliki memandang tak harus dekat menyayangi tak harus dengan pacaran, jika rindu doa kan dia klau sayang biar Allah yg lebih menyayanginya sebagai hamba terbaiknya ☺️
BalasHapusCinta itu, rasa buat bahagia (sangat), dan nyeri sakit yg (sangat pula). Moga persiapan akan cinta terbalas dengan akhir yang bahagia dengan ikatan yang tiada tara
BalasHapus