Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019
Bunga bangsa Tanah hijau telah berwarna Pohon telah menggugurkan bunganya Merah putih telah berkibar begitu gagahnya Garuda telah terbang begitu beraninya Tiada lagi berpeluh darah Tiada lagi suara tembakan Tiada sembunyi , lari, Maupun mengendap - endap Terima kasih ku ucapkan Doa tulus berkumandang Atas jasa para pahlawan
Lubang buaya Tujuh jendral terbunuh Di tangan kejam Pak PKI Turun sudah pemimpin kami Menangis jua bunga negri Patung pahlawan Telah terukir Lubang buaya jadi saksi Duka mendalam Seluruh pertiwi
Gambar
*Matahari terbenam*   Aku melihat Terbenamnya matahari Dari ufuk barat Oh,indahnya                       Saat saat Matahari terbenam Langit langit Berwarnajingga Senangnya hatiku Bisa melihat Matahari terbenam
Gambar
*Mimpi yang kosong* Oleh : Khuriatus Sa'adah Aku malu pada semesta Menjunjung tinggi martabat ini Percaya dan terus mengagumi Tanpa tahu hanya jiwa yang kosong Aku... Yang tak pernah tau arti bermimpi Berharap jadi bintang gemilang Berkhayal tanpa ada batasan Usaha yang tak pernah terwujudkan Jiwa yang enggan terlepas Dari nyamannya kehidupan Tanpa kusadari itu hanyalah fatamorgana Aku malu pada semesta Memandangku laksana teratai Hanyalah aku yang hampa Aku yang kerdil
Gambar
Gambar
Seorang tukang kebun sedang menonton televisi jadul dikamarnya yang berukuran 2x3. Tontonan yang seru ketika melihat adu jotos antar sesama saudara didepan meja hijau pengadilan, saling ingin menjerumuskan diliang penjara. . "Kaulah penyebab kematian bapak, andai kau tidak di drop out dari sekolah. Bapak tidak mungkin kecelakaan karena buru-buru ke sekolah untuk memohon pada gurumu!" Sang adik balik menunjuk dengan tatapan tajam "pikir pakai otakmu! Kemana kau selama ini! Kau bahkan tidak mau tinggal dengan bapak sejak kematian mama!" Adegan yang menarik perhatian puluhan awak media. . Dibalik pertengkaran itu, tukang kebun sedang menyaksikan dengan senyum sinis. Senyum yang tampak sama saat dia selesai memotong kabel rem mobil tuannya. . . Inframe : laki-laki berjaket hitam Cerita oleh : Amalia Chusnul Chatimah

Febuari

Bulan kembali lagi Mengudapi otak-otak manusia di pinggiran jalan (Dan) kamu kembali lagi Lahir tanpa rahim dan semakin dewasa (Dan) kamu pulang lagi Membawa prosa-prosa di bawah saku ma.ms

Pulang

1/ November sudah berlalu Namun hujannya masih basah di atas tanah Merembesi sel-sel akar yang mencengkram bumi Akan lepas dan tumbang, seolah. Lalu aku membuka jendela kamar Sekotak persegi yang dua bagiannya lebih panjang Biar angin dari rumah memaskeri wajahku Mengobati ruam-ruam rindu yang tumbuh di pipiku 2/ Bulan sudah purnama lagi Saat ku gigit layar ponsel yang penuh dengan wajahmu Gigiku mengilu Aih! 3/ Kata Ibu untuk apa pulang (?) Kataku apa tidak boleh (?) Gigi ibu berbaris rapi Ah aku tau, rupanya Ibu ingin sekali merindu ma.ms