Bait-Bait Malam


Duhai Mesirku,
Beberapa saat lalu kau masih sama seperti apa yang kutau,
Beberapa saat lalu kau masih terus menoleh ke seberang negeri,
Beberapa saat lalu kau masih terus mencari mata-mata perantara,
Semua itu, masih sama
Seakan tak pernah puas untuk menjagaku.
Jangan-jangan, bulan juga kawanmu
Yang terus mengikutiku di malam hari.
Jangan-jangan matahari adalah adalah sahabatmu, sepanjang siang selalu mengadu padamu,

Aku akhirnya bertanya, apa yang membuat diriku begini? 
Apa karenamu? 
Yang setiap malam berdoa pada-Nya atas harapanmu?
Apa karenamu?
Yang tetap bersabar atas perihnya merindu sendiri?

Duhai Mesirku,
Tahukah kau bahwa,
gunung-gunung es itu telah mencair atas kehangatanmu?
Tahukah kau bahwa,
Teriknya gurun pasir dan dinginnya malam telah kau taklukan saat ini?
Tahukah kau bahwa,
Ditanganmu sudah kau dapatkan kunci pintu-pintu yang kokoh itu?

Aku hanya angin yang membawa debu-debu penyesalan,
Aku adalah siapa yang mengusirmu dahulu ketika kau merangkak membawa keberanian itu,
Aku adalah satu-satunya yang menyesal atas kebodohan untuk merasa bahagia sendiri,
Dulu kau dianggap begitu tidak pantas,
Dulu kau dianggap begitu tidak waras,
Dulu, dulu dan dulu
Setiap mata memandang kau tidak layak
Tapi, semua itu dulu.

Setelah bertahun-tahun lamanya, kau akhirnya tanpa sadar menemukan cara untuk mencuri hatiku,
Namun, kau tidak pernah melangkah lagi untuk mengetuknya apalagi mengambilnya,
Kini kau pergi, aku tidak mungkin memanggilmu kembali.


Bunga Sakura
Ciputat, 10 Desember 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16