Cerita Ber-Episode
RUMAH DULU DAN KINI
Tindakan ayah yang suka memukul ibu tetap bertahan sampai aku berumur 20 tahun. Kadang aku berpikir apa yang sebenarnya yang ada dalam benak ayahku. Setelah aku berumur cukup dewasa ini aku baru tahu bahwa ayah dan ibu dijodohkan oleh orang tua mereka. Pantasan, tidak ada percikan kasih sayang diantara mereka. Lalu aku menyadari bahwa aku cuma lahir dari hawa nafsu mereka dan aku lah penghalangi rumah tangga mereka untuk berpisah. Ketika aku masih berumur 13 tahun aku pernah meminta kepada ayah maupun ibu untuk mereka berpisah saja. Tapi keduanya tak mengacuhkan permintaaku. Ntah apa yang mereka pertimbangan untuk berpisah seolah – olah kehancuran rumah tangga mereka terjadi di dunia khayal masing – masing. Aku pun akhirnya muak dengan semua ini dan memilih untuk banyak menghabiskan waktu muda diluar rumah. Berkenalan dengan banyak orang, sampai aku mengenal khania. Gadis kuning langsat berlesung pipi itu. Seolah – olah mejadi air sejuk di kergesagan kehidupanku. Kami banyak menghabiskan waktu bersama, mulai di sekolah, di taman didekat rumahnya,bahkan kami mengahabiskan waktu bersama di malam – malam yang dingin namun indah bagi kami, sepasang muda – mudi yang sedang di mabuk cinta. Aku dan khania sepantaran dan satu sekolahan. Hubungan kami yang indah bertahan hingga kami berumur 20 tahun ini. tapi yang menyedihkan pada periode dewasa umurku ini adalah ibu yang sering sakit – sakitan meskipun ayah tidak sesering dahulu memukulnya. Aku mau tak mau harus menjaga ibu, sedangkan khania dan aku masih berhubungan. Pada waktu aku mejaga ibu yang sakit tak jarang khania menemani aku merawat ibu. Aku yang melihat sifat Khania yang seperti itu membuat aku semakin cinta pada dirinya dan berniat menjadikan ‘rumah’ selanjutnya untuk pulang.
Kemudian di suatu hari, dimana itu adalah hari biasanya aku merawat ibuku di rumah dengan ditemani Khania, aku bertemu dengan ayah yang baru saja pulang dari bekerja. Awalnya aku terkejut melihatnya melongok kekamar ibu, tetapi lama – kelamaan aku memiliki firasat buruk saat ia menatap khania dengan pandangan laparnya.
***
Setelah tiga miggu aku dipenjara, tibalah saat ini akan menjadi pembuktian aku benar – benar bersalah, sekaranglah jaksa akan mebuktikan setelah interogasi yang akan ku lakukan itu. Membuktikan apakah tuduhan pembunuhan yang disematkan padaku benar atau tidaknya. Semoga ini cepat berakhir pikirku.
“namamu ?” tanya jaksa dengan tegas, seorang wanita berusia di akhir dua puluhan itu. hanya ada ketegasan di setiap kata –katanya menggambarkan ia benar – benar wanita yang tangguh. Ketegasannya– olah menambah pengap ruang interograsi yang sempit dengan penerangan yang remang – remang ini.di saat seperti ini tidak bisa memilih untuk berkata jujur atau berbohong. Tapi toh apagunanya aku berkata bohong, mereka pasti lebih ahli mendeteksi kebohongan dari tersangka sepertiku.
“rico yuda”
“umur 21 tahun ?”tanyanya lgi.
“ya” jawabku mulai gugup.
“apa hubunganmu dengan anton yuda dengan khania putri ?”tanyanya lagi menyelidik
“ dia ayahku dan kekasihku” jawabku masih tenang, tak membiarkan kecemasan menguasaiku. Jaksa itu masih menatapku menyelidik mencoba mencari apa yang tersirat dari mimik wajahku.
“ok, untuk mempersingkat ini saudara yuda, saya langsung saja bertanya apa alasan anda membunuh mereka?”
“aku tidak sengaja memergoki ayahku dan khania bermesraan di rumahnya khania, lantas aku menusuk mereka dengan pisau yang aku ambil di dapur rumah khania.”
Setelah aku menjawab dengan lugas dan singkat itu, lantas jaksa tersenyum, aku tak bisa mengartikan senyum apa itu. Yang perlu kalian tau mengenai pembunuhan ayahku dan khania adalah bahwa aku merencanakan pembunuhan mereka, setelah aku menemukan alasan khania berselingkuh dengan ayah. Khania yang telah aku anggap sebagai ‘rumahku’. Lantas aku menyadari bahwa ia tidak benar – benar pantas menjadi ‘rumahku’. Ibulah yang benar – benar ‘rumahku’ dan untuk itu aku akan menyingkarkan siapapun yang mengacau rumahku dan pemicu kekacauannya.
Komentar
Posting Komentar