Sabtu

Ponselku bergetar, tanda ada pesan spesial masuk di beranda.

"Sedang apa? Tidurkah?"

Sambil kutatap dalam, kubalas pesanmu perlahan ;
"Tidur, sambil merindumu."

"ah kau ini bisa saja"
Jawabmu.

"Tentu, untukmu aku rela merindu meski aku berharap temu."

Lalu hening.

Tak lama sebuah balasan masuk.

"Hmmm, baiklah. Selamat tidur."

Lamat-lamat aku nikmati kopi sambil menatap nanar.

Kau mengucap selamat tidur untukku. Tapi matamu terjaga dengan pemuda itu.

Asyik sekali hingga tak kau sadari eksistensiku di bangku pojok dengan dada membiru menahan rindu.

'ah mungkin itu temannya'
Kata bathinku.

'lalu jika teman, mengapa hanya berdua dan hingga malam semakin larut?'
Bathinku satunya meracau.

'sudah kau hampiri saja.'
Bathinku kembali menimpali.

"iya, selamat tidur juga."
Balasku sambil mengunci layar ponselku.

Aku bangkit.
Membayar kopi.
Lalu pergi.

Sembari berjalan, perlahan kutolehkan pandangan hingga kudapati kau menyandarkan kepala padanya.

'ah mungkin itu kakaknya'.

Aku sangat tak tega menuduhmu jahat atau berdusta.
Akhirnya, aku pulang saja menikmati tiap senti luka yang tersisa.

Semoga kau bahagia.
Untuk malam ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16