Maaf, Tingkatan Loyalku Tak Sepertimu !
Oleh : LBM
Dua tahun yang
lalu aku pernah merasakan loyal yang teramat sangat sampai aku melupakan dia.
Dia yang sejatinya membuatku mengenalmu. Dia yang selalu menyelipkan do’a di
balik hening ibadahnya agar aku dapat
bersatu denganm
u. Dulu, aku selalu mengutamakanmu lebih dibanding dia sampai aku lupa caranya kembali kepadanya karena aku terlalu asik merasakan indahnya menetap bersamamu.
u. Dulu, aku selalu mengutamakanmu lebih dibanding dia sampai aku lupa caranya kembali kepadanya karena aku terlalu asik merasakan indahnya menetap bersamamu.
Sudah hampir tiga
tahun aku bergelut dengan duniamu. Aku mengenalmu, pun juga denganmu. Kamu yang
menggoreskan pelangi di setiap langkahku. Kamu yang mengajariku arti sebuah
keloyalitasan.
Rasanya baru kemarin
kita sama-sama berlomba untuk menunjukan loyal dengan mengalahkan ego. Ego yang
terbilang keras ada pada diriku. Aku mengalahkan egoku untuk bertemunya hanya
karena kau. Kamu berhasil meluluhkanku, Sayang!
Tapi seiring
waktu, aku merasa ada yang berbeda. Aku menyadari bahwa loyalku telah berubah.
Maaf kalau saat ini loyalku telah memudar. Maaf kalau tingkatan loyalku
masih jauh darimu. Dan maaf aku tak mampu lagi membangun keloyalan yang dulu
selalu kita serukan.
Terkadang aku
berfikir untuk bergelut menjauh darimu. Tapi tanggung jawabku masih menyelimuti
setiap tindakku. Aku masih memikirkanmu. Sekalipun aku mulai menjauh.
Kau tau mengapa
aku menjauh? Kerana saat ini aku baru mengerti bahwa aku tak ingin kehilangan
dia karena aku lebih mengutamakanmu dan keloyalanku. Aku tak ingin cinta yang
sedari dulu diberikannya hilang hanya karena aku lebih mengangungkanmu. Aku tak
ingin menjadi kopi yang meninggalkan ampasnnya. Dia yang mati-matian meracikku sedangkan aku begitu
saja menyisakan ampas hanya sekedar sisa.
Sayang, yakinlah
seberapa besar usahaku menajuh, tapi aku masih memiliki rasa loyal itu,
meskipun tak seperti dulu. Mungkin saat ini aku memiliki cara loyalku
tersendiri. Tak usah diperlihatkan bagaimana loyalku. Tapi percayalah aku akan
terus berusaha loyal sampai waktunya datang untukku menjauh. Aku selalu
berusaha seperti daun yang setia
menemani ranting namun pada waktunya tiba ia akan gugur.
Komentar
Posting Komentar