Selilitan

Ada sisa makanan dalam sela gigi.
Datang menyempil menyela-selai, enggan pergi.
Memaksa hadir ditengah ruang yang harusnya tak ada.
Mengundang jari datang, mencongkelnya dari sana.

Kala kucongkel sisa makan di gigi bersela.
Selalu ada sisa rasa penuh disana.
Meski hadirnya sisa telah tiada.
Selalu ada sisa rasa hadirnya.

Layaknya engkau ; hai kenangan.
Tetiba hadir menyempil dalam pikiran.
Tanpa permisi dan cuap salam.
Memenuhi ruang hati penuh sesak.
Tercetak menahun dalam benak.

Layaknya engkau ; hai kenangan.
Kala kuhapus engkau dari sanubari.
Selalu ada rasa ingin kembali.
Ada rasa kosong dalam hati
Yang masih ingin terisi.

Kala kupaksa hadirmu untuk dilupa.
Ada sisa rasa sosokmu disana.
Semakin kupaksa pikiran merontokkan kenangan.
Semakin kuat hati menolak melupakan.

Dan pada akhirnya, aku selalu menemukanmu.
Pada bangku taman kosong.
Pada jalanan lengang malam.
Pada kursi kosong restoran.

Meski ada luka siap terbuka menganga.
Kala sosok manismu hadir disana.
Meski ada air mata siap mengucur.
Kala sosokmu datang menghambur.
Selalu ada tawa menggaung dan kenangan yang bertamu.
Yang memaksaku kembali pada masa itu.
Dan selalu ada senyuman.
Yang menanti terkenang kala aku berhenti diatas jembatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16