Tentangmu, dan tentang kesantrianmu. Biarkan aku menerka bahwa rasamu adalah bukan untukku agar tidak ada harap melebihi harapku kepada penciptamu yang tidak akan pernah ingkar bahwa yang baik ditujukan kepada yang baik. Ini tentu bukan kebetulan, satu, dua pertemuan yang selalu dirancang sang pemilik waktu dengan sangat indah. Semoga pertemuan kita selanjutnya sedang direncanakan sekarang. Pertemuan yang tidak ingin kuisyaratkan sebagai awal tetes hujan menjadi pelangi, bahkan kau selalu berhasil membawaku kembali kepada rasa yang telah kutinggalkan kepada pemiliknya. Biarkan tetap seperti ini, rasa yang masih dalam penjagaan-Nya. Tentangmu, dan tentang kseantrianmu. Tidak ada yang tau kedepannya akan menjadi seperti apa, tapi izinkan aku berkhayal menjadi indah dimatamu, menikmati pekerjaan sebagai penasehat rumah tangga, penata keuangan, pengasuh anak, dan segala kesibukan yang akan menjadi ibadah untukku, untuk abdi seorang makmum terhadap imamnya. Sungguh aku terlalu