Terminal saat itu




15.00
Turun dari bis
Dan aku disambut mereka
asogan, kernet bus, calo tiket.
Laksana raja yang dirindukan rakyat
Padahal aku hanya baru beradu dalam bus dengan panas dan tetes keringat
Bukan pulang sehabis berperang atau merebut kerajaan.
Tapi sebaliknya aku akan menyambut tuan; yang lama menetap dalam angan.


15.15
Mengitari ruko tiket bus antar kota
Berharap detak jantung tak gugup kala bersua
Seperti layaknya remaja awam jatuh cinta
Saat pertama akan berungkap rasa.
Hitam putih pandang mata
Aku menunggumu nona.


15.17
Melalui jaringan udara;
"Parkiran motor, aku di parkiran motor" ucapmu.
"Aku berjaket hitam, warna hitam" ucapku
Tik tik tik. Jam tangan mengikuti gerak sosok perempuan.
Seolah detik dan langkahnya seirama.
"Aku tak salah orang kan?", pada sosok yang tambah subur badanya.
Ahh berapa lama aku tak berjumpamu nona


15.20
Kala hitungan menit menjadi gusti
Bagi kami penghamba pertemuan mei
"Makan dimana?"
Udah asal jalan. Urusan rasa nomor sekian
Udah asal denganmu. seleraku sudah tak perlu.
hujan gerimis, apa kita layaknya pengemis?
Meminta minta agar waktu tidak berlalu
Angin berhembus, apa kita sedang mengendus?
Aroma masa silam yang belum sempat tersulam


15.30
Warung makan bebek goreng.
Nona pesan nasi 2 porsi?
Kutawarkan untuk badanmu yg makin berisi
Pesan 2 minuman?
Untuk lelah menunggu kepastian pertemuan.
Nona tak  banyak berubah.
masih kalem tak banyak polah
Hanya bahasa ibumu mulai ngalah
Pada pergaulanmu di sekolah.
Nona sekarang aktivis kampus
kesana kemari mengabdi tulus
Jangan takut pada tikus rakus
apalagi sekedar kulit gosong bau hangus


15.45
Antar aku ke terminal.
Sudah saatnya kembali ke rantau asal.
Pertemuan terkadang memang kondisional
Tapi jangan rindu buatmu meyesal
Seringkali pertemuan hanya berujung bangsal
bersama sepi, infus, kasur dan bantal
Sedang teman hanyalah khayal
Sahabat atau darah yg nona pilih lebih kental


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16