Waspadai Penyakit Jantung Koroner

 
Selain masih menyandang beban berat akibat penyakit menular (communicable disease) seperti Tuberculosis (TBC), penyakit berbasis vektor seperti malaria, demam berdarah, hingga filariasis, Indonesia  juga memiliki beban ganda dengan munculnya beberapa penyakit tidak menular (non comunicable disease)  seperti Hipertensi, Stroke, Diabetes, dan  PJK  (Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah).  
Dari 57 juta kematian yang terjadi didunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) (Depkes RI 2012). Salah satu PTM yang menjadi perhatian adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJK). WHO memperkirakan 15 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung pertahunnya. 7 juta diantaranya adalah akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Muchtar,2010).
Berikut uraian singkat mengenai Penyakit Jantung Koroner meliputi bagaimana proses terjadinya, faktor resiko, serta upaya preventif untuk pencegahnya.

Apa Penyakit Jantung Koroner itu?
Jantung merupakan organ tubuh yang berfungsi memompa darah. Untuk menjalankan fungsi tersebut jantung mendapat suplai energi secara terus menerus  berupa oksigen dan beberapa nutrisi lewat sistem pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Ketika  pembuluh koroner ini tersumbat atau menyempit maka suplai energi pun akan terhambat,  akibatnya  sel sel jantung tidak mendapat asupan energi dan akhirnya mati. Keadaan seperti inilah yang disebut Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Yahya, 2010).

Apa yang menyebabkan pembuluh koroner tersumbat/menyempit?
Plak aterosklerosis (berisi endapan kolesterol, sel sel radang, sel sel otot polos, jaringan ikat, dan kalsium) disinyalir menjadi penyebab penyumbatan pembuluh koroner tersebut. Endapan kolesterol  terbentuk karena adanya gangguan pada endotel (sel pelapis yang berfungsi menjaga integritas pembuluh koroner). Gangguan epitel  berasal dari tekanan darah tinggi, lonjakan kadar  gula darah,  racun nikotin rokok, atau kolesterol jahat dalam jumlah banyak. Selain itu juga ada faktor genetik (keturunan). Mereka yang berasal dari keluarga dengan penyakit koroner, bisa jadi memiliki kualitas endotel yang tidak bagus sehingga lebih beresiko terhadap penyumbatan.

Apakah ada keluhan yang dirasahan ketika seseorang mengalami penyempitan/penyumbatan pembuluh darah koroner?
Awalnya endapan kolesterol  berkembang tanpa ada  gejala apapun sampai jumlahnya bertambah banyak dan menyumbat pembuluh koroner. Ketika penyempitan telah mencapai 70% atau lebih maka, penderita akan merasakan keluhan. Misalnya, sesak nafas, atau nyeri dada , ketika menaiki tangga, mengangkat beban berat, atau berlari. Ketika aktifitas tersebut berhenti maka  keluhan juga mereda.

Kenapa ada penderita PJK yang tidak mengalami keluhan apapun?
Hal tersebut dimungkinkan karena ada pembuluh koroner lain yang turut menyuplai area jantung yang diperdarahi pembuluh yang menyempit. Pada penderita diabetes penyempitan pembuluh darah tidak menimbulkan keluhan apapun dikarenakan syaraf perasanya sudah tidak berfungsi lagi.

Apa saja faktor resikonya?
Jenis kelamin
Wanita memiliki faktor resiko terkena serangan penyakit jantung lebih rendah daripada pria diduga karena hormon tertentu.
Usia
Pertambahan usia meningkatkan resiko terkena serangan jantung koroner secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini merupakan pencerminan lamanya terpajan faktor resiko.
Diabetes Mellitus
Peningkatan resiko diabetes disebabkan karena kelainan lipid seperti hipergliserida, kolestrol HDL rendah dan hiperkolestrolemia. Kelainan lipid akan mengalami perbaikan dengan pengendalaian glukosa darah dan normalisasi berat badan. Namun, kadang-kadang kelaianan lipid ini dapat bersifat menetap.
Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya PJK yang cenderung terjadi bersamaan dengan faktor resiko lain ,seperti obesitas . tekanan darah sistolik normal berkisar pada   140 mmHg, sementara tekanan diastolik kira kira  85-90 mmHg. melebihi ukuran tersebut bisa dikatakan  hipertensi.
Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok merupakan faktor yang paling banyak ditemukan pada masyarakat di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok bersifat iritan terhadap pembuluh darah.
Obesitas
Obesitas menjadi faktor resiko PJK karena pada kondisi obesitas banyak lemak yang tertimbun dalam tubuh. Sehingga penurunan berat badan diperlukan dalam pengendalian hipertensi dan dislipidemia .
Faktor keturunan (genetik)
Tim peneliti dari university of utah berhasil mengidentifikasi 300 varian gen yang mempengaruhi reseptor LDL (Low Density Lipoprotein). 1 dari 500 orang diprediksi memiliki varian gen yang memproduksi reseptor berkualitas buruk sehingga menimbulkan lonjakan LDL (kolesterol jahat). Hingga saat ini belum ada obat penghambat efek buruk gen tersebut, namun resik
Hiperkolesterol
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak esensial untuk pembentukan beberapa hormon seperti estrogen dan  testosteron. Kolesterol akan menjadi masalah ketika menyusup ke pembuluh darah karena akan mengakibatkan pembuluh menjadi tebal dan keras sehingga rongga pembuluh akan menyempit. Endapan kolesterol yang retak memicu pembentukan gumpalan darah yang akhirnya menyumbat liang koroner.

Pada dasarnya kolesterol dibedakan menjadi 2 yaitu HDL (High Density Lipoprotein) atau dikenal pula dengan istilah kolesterol baik. HDL berperan untuk mencegah timbunan   kolesterol di dalam dinding pembuluh dengan mengembalikan kolesterol ke hati. HDL juga berperan sebagai antioksidan karena mencegah LDL  yang mengalami oksidasi ditangkap oleh makrofag. Adapun LDL  (Low Density Lipoprotein) akan menembus dinding dalam pembuluh darah dan ditelan oleh makrofag (salah satu komponen sel darah putih). Selanjutnya terjadi proses pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah. LDL inilah yang berperan dalam PJK.

Eh, Berapa kadar kolesterol normal?
Kadar kolesterol dikatakan normal dengan standar yang berbeda beda menurut klasifikasi/penggolongannya. Untuk golongan beresiko tinggi seperti orang yang pernah menderita penyakit jantung koroner, kencing manis atau stroke,  LDL normalnya adalah <100 mg/dl. Khusus penderita  yang  kencing manis yang sudah pernah mengalami PJK target LDL yang diharapkan ,70 mg/dl. Kedua, Golongan beresiko sedang, yakni mereka yang memiliki 2 atau lebih faktor resiko. Target LDL yang diharapkan adalah <130 mg/dl. Adapun Golongan beresiko rendah, yaitu mereka yang sehat dan tidak memiliki semua faktor resiko. Target LDL yang diharapkan adalah <160 mg/dl.

Ini dia cara Pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah...
- Berolahraga atau latihan fisik
Hal ini dapat menurunkan LDL dan meningkatkan konsentrasi HDL dan  juga dapat meningkatkan pembentukan pembuluh kolateral di sekitar bagian yang tersumbat untuk menghindari resiko komplikasi.
- Pengontrolan kadar glukosa darah untuk penderita diabetes.
- Budayakan hidup sehat  dengan konsumsi banyak sayur dan buah
- Hindari rokok karena rokok bersifat iritan (menyebabkan iritasi) pada pembuluh darah.

Mari sehat, sekarang, dan nanti! 
Oleh: Sri Purwanti
(DP3M CSSMoRA UIN Jakarta)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16