Nostalgia 7 Hingga 12 Tahun Yang Lalu: SD Maarif Pandaan

Oleh: Abdirrohman Al Hamdany (2013) 
          Sekitar 7 tahun yang lalu, aku lulus dari SD ku tercinta, sekolah yang terletak di dekat sungai Masjid Jami' Pandaan tempat anak-anak mandi atau hanya sekedar bermain air saat membolos pelajaran di sekolah. Sekolah yang mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan, mulai dari rajin sholat berjamaah, ikhlas beramal jariyah, jemput-menjemput teman sebelum berangkat sekolah, dan masih banyak lagi hal-hal kecil yang sangat bermanfaat bagi kehidupanku saat ini, SD Ma'arif Inovatif Jogosari Pandaan.

Sekolahku terletak di kelurahan Jogosari, yang tak jauh dari rumahku, dulu ketika aku mau berangkat sekolah, karena rumahku yang paling pinggir, biasanya aku yang menjemput temanku yang rumahnya paling dekat untuk berangkat sekolah. Lanjut, menjemput teman lain yang rumahnya sejalur dengan jalan berangkat ke sekolah, hingga terkumpul segerombol anak-anak kampung magersari siap untuk menyebrang ke jogosari untuk belajar di sekolah. Sehabis sekolah, anak-anak bergegas pulang ke rumah masing-masing, ganti baju, dan lanjut bermain dengan teman-teman sekelasnya di kampung. Biasanya aku bermain sepeda, mengambil buah keres (baca: kersem) di kampung sebelah, mengambil buah mangga di halaman lapangan kecamatan untuk rujakan, bermain kelereng, bermain layang-layang, bermain kartu gambar (baca: kartu yu-gi-oh dan semacamnya), hingga mencari ikan di sungai. Berbagai macam permainan ini silih berganti mewarnai hari-hari sepulang sekolahku.

SD Ma'arif Inovatif Jogosari Pandaan, bisa dibilang salah satu sekolah tertua di Kecamatan Pandaan. Secara turun-temurun sekolah ini dikelola oleh tokoh-tokoh agama di Pandaan. Dari sekolah inilah aku diajarkan pentingnya sisi religius dalam menempuh pendidikan. Dari zaman ibuku sekolah sampai adek sepupuku sekolah di SD ini, setiap hari siswa diwajibkan beramal jariyah untuk sekolahan. Ketika aku sekolah dulu, setiap hari petugas kelas akan keliling mengumpulkan amal jariyah setiap anak yang nominalnya hanya 200 rupiah. Hanya saja ketika aku kelas 5 nominal itu naik menjadi 500 rupiah. Hal ini tentu sangat baik untuk mengajarkan anak-anak sejak dini tentang ikhlasnya beramal. Bukan karena sekolahku membutuhkan uang untuk pembangunan dan lain sebagainya. Toh, nominalnya pun hanya sepersekian dari uang saku anak sekolahan. Pelajaran yang saya dapat dari sini adalah, SD ku memberi murid-muridnya tabungan pahala yang besar ketika dia lulus dari SD Ma'arif. Pahala amal jariyahnya akan terus mengalir karena uang amal tersebut digunakan untuk pembangunan sekolahan.

Di SD Ma'arif juga aku diajarkan amalan-amalan salafussholih, macam tahlilan, dibaan, sholat berjamaah, dan lain-lain. Dulu ketika aku masih sekolah, setiap hari jumat ada dibaan keliling bagi siswi-siswi mulai kelas 3-6. Sayangnya siswa-siswa tidak dapat ikut karena pelaksanaan dibaannya sehabis sholat Jumat. Akan tetapi siswa-siswa SD Ma'arif biasanya melaksanakan dibaan rutinan mingguan di kampung Magersari dengan bimbingan pemuda-pemuda Magersari. Di SD Ma'arif aku juga diajarkan kegiatan tahlilan. Hingga tahlilan digunakan sebagai indikator kelulusan ujian ketika aku kelas 6 SD. Dalam benakku, mungkin guru-guruku berharap, lulusan SD Ma'arif kedepannya tak canggung jika diminta untuk memimpin Tahlilan di Kampungnya.

SD Ma'arif juga mengajarkan nilai-nilai sosial bagi siswa-siswinya. Dulu ketika aku masih sekolah, jika ada orang tua temanku yang meninggal dunia, maka teman sekelasnya akan dimintai iuran uang untuk takziyah yang dikoordinir oleh ketua kelasnya. Tidak hanya sampai disitu, teman-teman sekelasnya pun ikut mengunjungi rumah teman yang terkena musibah sebagai bentuk dukungan moral agar teman tersebut tidak terlarut dalam kesedihan. Pun juga ketika ada teman yang habis dikhitan, maka teman-teman sekelasnya akan berkunjung ke rumahnya untuk memberi selamat dan sangu(baca: salam tempel) kepada temanya dengan uang seikhlasnya.

Mungkin hanya di SD Ma'arif yang di hari sabtunya tidak ada kegiatan belajar mengajar. Ketika hari sabtu, siswa-siswi SD Ma'arif ada kegiatan One Day Discovery, yakni berbagai macam kegiatan indoor yang berbeda-beda tiap tingkatan kelas. Bisa dalam bentuk kesenian, keIslaman, kerajinan tangan, kunjungan, dan lain-lain. Dulu ketika aku masih sekolah, pernah diadakan kegiatan membuat telur asin, kalau tidak salah ketika aku masih kelas tiga. Pernah juga ada kegiatan kunjungan ke Candi Singosari, mungkin tujuannya agar siswa-siswi mengenal sejarah kerajaan Indonesia. Ketika kelas 5 ada kegiatan ziarah kubur ke salah satu Tokoh agama di Pandaan. Dan masih banyak lagi berbagai kegiatan One Day Discovery yang tak bisa aku ceritakan satu persatu ketika aku masih sekolah dulu.

Tak lupa juga, kegiatan peringatan hari besar Islam yang selalu meriah di SD ku dulu. Ketika pergantian tahun hijriyah, siswa-siswi diwajibkan untuk berkumpul di sekolah setelah sholat ashar. Kegiatanya sederhana, membaca doa akhir dan awal tahun, lalu sholat maghrib berjamaah. Ketika perayaan maulid nabi, KBM diliburkan dan siswa diwajibkan datang ke sekolah dengan busana muslim bebas dan membawa sebungkus makanan yang nanti akan ditukarkan antar teman sepulang pambacaan maulid diba'i dan ceramah oleh guru. Ketika bulan Romadlon, ada kegiatan pesantren kilat yang dibimbing oleh santri-santriwati pesantren yang dekat dengan SD Ma'arif. Dan masih banyak lagi.

Sungguh komplet nilai-nilai yang ditanamkan SD Ma'arif Inovatif Jogosari Pandaan. Dan saya baru menyadari nilai-nilai itu ketika saya menjadi mahasiswa di kampus nan jauh dari tempat asal saya. Dulu ketika aku sekolah satu angkatan ku hanya berjumlah 61 orang yang terbagi dalam 2 kelas. Dan sekarang, SD ku tercinta ini bisa dibilang sebagai SD terbaik se-Kabupaten Pasuruan. Bagaimana tidak, ketika mendengar cerita tanteku saat mendaftarkan sepupuku ke SD Ma'arif. Baru dibuka pendaftaran siswa-siswa baru SD Ma'arif, di siang hari itu juga, kuota pendaftaran sudah terpenuhi. Bahkan tak sedikit orang tua yang menyesal anaknya batal disekolahkan di SD favorit se-Kecematan Pandaan ini. Ketika mendengar cerita orang tuaku, sekarang prestasi siswa-siswi SD Ma'arif makin melangit, dari prestasi akademik seperti olimpiade, dan non-akademiknya, seperti futsal, drum band, dan lain sebagainya. Sungguh bangga pernah menimba ilmu di SD yang sangat hebat ini.

Sedikit goresan amatiran di atas timbul ketika aku mengantarkan adik sepupuku membeli mainan sepulang sekolah ke SD Ma'arif. Semoga selalu membanggakan dan menghasilkan pemuda-pemudi yang penuh memahami nilai-nilai kehidupan demi jayanya bangsa Indonesia tercinta ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidur Berkualitas: Fondasi Kesehatan dan Produktivitas

Cara Sederhana Mencegah Penyakit Menular di Lingkungan Kampus

Pengaruh Keberadaan Ruang Interaksi Komunitas Universitas (RIKU) terhadap Kesehatan Mental