Rokok Di Negeriku




By : el-Kaf

Siapa yang tidak tahu rokok. Semuanya pasti tahu barang satu itu. Di Negara kami rokok terkadang jadi sesuatu yang berharga, pun juga jadi sesuatu yang membahayakan, inilah ragam pola pikir di negriku. Terkadang ada orang-orang yang berfikir dengan perspektif ilmu terkinian dan juga ada orang-orang yang berfikir sesuai dengan apa yang ia yakini serta masih banyak pola fikiran yang lainnya. Topik kali ini adalah mengenai “merokok” menurut berbagai pandangan masyarakat di negriku yang permai ini.

Namun, dari semua perbedaan pola pikir tersebut, dapat kita kerucutkan menjadi golongan yang setuju “pro” dengan merokok dan golongan yang tidak setuju “kontra” dengan merokok. Kita mulai dari golongan yang pro merokok. Kebanyakan dari golongan ini adalah mereka yang memiliki pola pikir yang bergantung dengan apa yang mereka yakini, namun tidak bisa dipungkiri juga di golongan ini juga ada yang berasal dari orang-orang yang memiliki ilmu yang tinggi, mungkin juga seorang ahli tenaga kesehatan, yang tahu secara ilmiah kandungan dan dampak dari merokok. Semua pasti punya pilihannya masing-masing. Kebanyakan dari golongan yang pro merokok ini berpendapat kenapa mereka tetap merokok. Tak lain karena hanya dengan merokoklah mereka bisa menenangkan jiwa, bisa lebih produktif, dan juga katanya bisa lebih mengakrabkan persaudaraan sesama dan masih banyak alasan lainnya.

Berbeda golongan, berbeda pula alasan yang dikemukakan. Untuk golongan yang kontra merokok, kebanyakan mereka adalah kaum terpelajar, yang banyak mengenyam ilmu pendidikan, yang selalu berpola pikir berdasarkan hasil analisis yang ada. Pun juga ada orang yang tidak terpelajar yang masuk dalam golongan pro merokok. Banyak alasan yang juga mereka sampaikan sehingga mereka kontra merokok, namun kalau disimpulkan alasan mereka adalah merokok dapat mengganggu kesehatan tubuh dan juga kesehatan perekonomian seseorang, namun ini juga masih relative untuk golongan-golongan tertentu. Disini saya akan sedikit menjabarkan berbagai perjuangan golongan yang kontra merokok dalam mengajak yang pro merokok masuk dalam golongannya.

Ada temanku yang memiliki paman yang juga seorang yang perokok aktif, temanku itu mencoba mengedukasi dan menjabar luaskan bahaya merokok, guna mengajak pamannya itu agar berhenti merokok. Namun yang di jawab dari pamannya adalah “ saya merokok dan tidak pun toh nanti mati juga, jadi sama saja kan. Meding saya merokok lah” dan dalam sekejap temanku pun dibuat bisu olehnya. Tak tahu lagi apa yang harus ia jawab.


Berbeda orang, beda pula pengalaman yang ia hadapi. Yang satu ini merupakan teman dekatku. Dia memiliki seorang ayah perokok aktif. Panggilan akrab temanku ini ”mbloo” singkatan dari jomblo. Ya, tidak perlu aku jabarkan kenapa dia dipanggil seperti itu, kalian pasti mengetahuinya. Ketika temanku itu mengingatkan sekaligus mengajak agar ayahnya agar berhenti merokok. Pun akhirnya ia mendapatkan jawaban dari ayahnya “baik, saya akan berhenti merokok. Asal kamu juga berhenti meminta uang bulanan”. Temanku ini adalah seorang mahasiswa yang sedang merantau di ibu kota yang terkenal akan kekejamannya di negriku. Dan memnag biasanya temanku ini menerima kiriman uang tiap bulan dari orang tuanya. Mekipun kadang kala telat mengirimkan uang bulanan, dan teman-teman terdekatnya yang jadi sasaran buat dipinjamkan uangnya, termasuk penulis. Melihat respon dari ayah temanku itu, butuh perjuangan yang lebih dari biasanya. 

Coba saja kalau tawaran yang diberikan oleh ayahnya diterima oleh temanku. Entah bagaimanakah ia akan menyambung kehidupannya di ibukota ini. Namun, kalau dari perspektif penulis, lebih menyarankan agar temanku itu mengambil tawaran dari ayahnya. Meskipun dengan mengambil resiko yang termat besar, tapi dia akan berhasil menyelamatkan kesehatan ayahnya dari rokok. Dan untuk masalah kelangsungan hidup temanku, itu mungkin masalah yang serius, namun saya kenal betul siapa dia dan juga siapa saja yang ada didekatnya. 

Saya yakin dengan sepenuh hati ketika temanku itu mengambil keputusan itu, dan dia tidak dapat uang bulanan. Teman-teman yang ada disekitarnya tidak akan tinggal diam, pasti bakal ikut membantu kelangsungan hidup temanku itu, saya yakin itu karena temanku juga memiliki keluarga besar di ibukota, sebuah keluarga yang tidak jelas nasabnya, namun jelas akan ikatan batinnya. Sebuah keluarga yang di tempa untuk saling menyayangi sesama dan loyalitas tanpa batas. Dan itu juga keluarga penulis. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16