Mondok Yuuk...






Oleh: El Kaf

           Pondok pesantren adalah hal yang sering kita dengar. sekumpulan komunitas agama yang berkumpul dalam satu tempat dan jiwa. biasanya pondok pesantren tak luput dari 3 unsur, yakni sang kyai, santri dan masjid atau mushola. ketiga hal tersebut tak bisa dipisahkan satu sama lain, dan kalaupun itu terjadi. maka pesantren itu serasa kurang afdhol
      Pesantren di masyarakat umum pasti punya perspektif masing-masing. ada juga masyarakat yang menganggap pondok pesantren adalah tempat untuk anak-anak yang nakal dan orang tua mereka sudah tidak bisa mengatasi kenakalan dari anaknya, sehingga jalan pintas dalam mengatasi kenakanalan anaknya itu adalah dengan mengirimkan anaknya ke pondok atau biasa disebut dengan mondok.
Menurut hemat saya itu juga ada benarnya, sebab kebanyakan orang-orang yang mondok itu nakal-nakal sebab input yang masuk ke pondok adalah anak-anak nakal dari orang tua yang tak bisa menangani kenakalan anaknya lagi, kalau melihat prespektif satu masyarakat tentang pesantren. tapi menurutku senakal apapun anak pesantren, dia akan tetap dalam batasnya
Lain masyarakat lain lagi prespektif tentang pesantren. ada juga masyarakat yang menanggap lulusan dari pesantren pasti jadi kyai, atau paling tidak jadi guru TPQ mushola sekitar. untuk yang satu ini mungkin saya kurang setuju, sebab tak semua anak santri ujung-ujungnya hanya jadi guru. santi juga mempunyai kesempatan yang sama dengan anak-anak seusianya di pendidikan formal lainnya.
Hal ini sudah saya buktikan sendiri. saya juga seorang santri di salah satu pondok salaf di jawa timur. meskipun saya seorang santri, tapi alhamdulillah saya diterima beasiswa kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri di indonesia. bahkan kalau saya tidak mondok, mungkin saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan beasiswa itu, sebab salah satu syarat dari beasiswa yang saya dapatkan adalah harus seorang santri
Dan masih banyak lagi prespektif masyarakat tentang dunia kepesantrenan. saya tidak pernah menyesal menjadi santri, walaupun cobaan yang dihadapi seorang santri itu sangatlah berat. saya ingat sekali waktu baru pertamakalinya masuk pondok, dimana saya harus bisa dengan penuh perjuangan beradaptasi dengan kepadatan kegiatan yang ada di pondok, kegiatan yang diawali dengan bangun tengah malam dan diakhiri dengan belajar pada malam harinya. belum lagi wabah yang pasti akan dialami hampir seluruh santri diseluruh penjuru nusantara, biasanya para santri menyebutnya dengan istilah "gudik" atau kalau dalam istilah kesehatan berupa penyakit skabies. meskipun berat tapi jika dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan penuh kekhusukan jiwa. insyaallah jiwa seorang santri sejati ada padanya.
Inilah kehidupan seorang santri, penuh dengan cobaan yang bertubi-tubi dan jiwa yang selalu dekat dengan-Nya. kalau salah satu motivator nusantara pernah berkata "pisau akan tajam dengan diasah, dan manusia akan hebat jika diasah dengan manusia lainnya" maka kalau di kehidupan santri akan lebih dari itu. seorang santri sejati akan ahir dengan diasah dengan penuh cobaan dan ketawadluannya kepada guru. inilah pelajaran yang tidak didapatkan diluar pesantren.

Santri itu akan selalu memiliki pendirian yang kuat dan tegas. tidak akan menyesal bagi orang tua yang memondokkan anaknya di pesantren. sebab jalan mencari ridlo-Nya akan selalu dicatat dalam bentuk amal kebaikan yang nantinya akan dia panen kelak di akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magis Fajar Di Ufuk Timur

Milad CSSMoRA UIN Jakarta Ke-16